Salat dan doa terakhir dipanjatkan hari Selasa (7/2) di Karachi untuk Pervez Musharraf, mantan presiden dan penguasa militer Pakistan.
Ibadah tersebut berlangsung di halaman sebuah kompleks militer beberapa jam setelah jenasah Musharraf diterbangkan dengan jet khusus ke kota pelabuhan di bagian selatan Pakistan itu dari Dubai, di mana ia dan keluarganya menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di pengasingan. Di antara hadirin terlihat para mantan panglima militer: Qamar Javed Bajwa, Ashfaq Parvez Kayani dan Aslam Beg.
PM Shehbaz Sharif tidak hadir, tetapi mengeluarkan pesan belasungkawa di Twitter. “Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Jenderal (purnawirawan) Pervez Musharraf. Semoga arwahnya beristirahat dalam damai!”
Musharraf dikebumikan di pemakaman militer di Karachi.
Musharraf yang berusia 79 tahun itu meninggal dunia hari Minggu (5/2) di Dubai karena amyloidosis, penyakit langka di mana protein menumpuk secara abnormal di organ-organ tubuh, yang menyebabkan organ tersebut tidak berfungsi. Ia mulai berkuasa pada Oktober 1999 setelah menggulihgkan PM Nawaz Sharif yang terpilih secara demokratis dalam kudeta tak berdarah. Nawaz Sharif adalah saudara perdana menteri yang sekarang berkuasa.
Upayanya untuk memberantas korupsi awalnya membuat ia mendapat dukungan rakyat yang luas, yang berkembang sementara ekonomi Pakistan tumbuh dengan dukungan bantuan asing yang diterima karena mendukung koalisi pimpinan AS di Afghanistan. Koalisi itu menggulingkan penguasa Taliban sebagai tanggapan atas serangan 11 September 2001 terhadap New York dan Washington. Tetapi dukungannya terhadap AS semakin tidak populer sewaktu Pakistan menghadapi kebangkitan militansi dan terorisme dari kelompok-kelompok lokal yang mendukung Taliban Afghanistan.
Seiring dengan berjalannya waktu dalam pemerintahannya, partai-partai oposisi besar tetap ditindas, ribuan lawan politik ditangkap, dan kebebasan media serta peradilan dibatasi.
Pembunuhan mantan PM Benazir Bhutto pada tahun 2007 serta penangguhan konstitusi Pakistan pada tahun yang sama, semakin mengikis posisi politik Musharraf. Ia mundur sebagai presiden pada tahun 2008 dan meninggalkan Pakistan pada tahun berikutnya.
Musharraf diadili in absentia atas tuduhan pengkhianatan pada tahun 2013 dan dijatuhi hukuman mati enam tahun kemudian. Hukuman itu dianulir pada tahun 2020. [uh/lt]
Forum