Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, Kamis (24/12) menyampaikan permintaan maaf yang mendalam mengenai pembelanjaan uang yang ilegal terkait pesta makan malam yang diselenggarakan kantornya untuk para pendukungnya menjelang pesta tahunan menonton bunga sakura.
"Saya menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya kepada rakyat dan semua anggota partai yang berkuasa dan oposisi," kata Abe sambil menundukkan kepala.
Jaksa Jepang tidak mendakwa Abe karena kurangnya bukti, tetapi secara resmi mendakwa ajudannya, Hiroyuki Haikawa, 61 tahun.
Skandal itu melibatkan pesta makan malam tahunan pada 2018 di mana para tamu Abe masing-masing membayar biaya sebesar 5.000 yen atau sekitar Rp682.000,00.
Anggota parlemen oposisi mengatakan pembayaran itu terlalu rendah untuk pesta di hotel kelas atas Tokyo, dan kantor Abe diduga menutupi kekurangan tersebut tanpa melaporkannya dengan benar.
"Meskipun akuntansi dilakukan tanpa sepengetahuan saya, saya sangat menyadari kewajiban moral saya," kata Abe.
Mantan pemimpin Jepang itu mengatakan ia telah menyerahkan semua tugas operasi kepada orang lain yang bertanggung jawab di kantornya.
Abe, yang berkuasa selama hampir delapan tahun sebagai pemimpin terlama di Jepang, mengundurkan diri pada pertengahan September, dengan alasan kesehatan tetapi beberapa pengecam mengatakan skandal itu mungkin penyebabnya.
Perdana menteri yang menggantikannya, Yoshihide Suga, yang menjabat kepala sekretaris kabinet di pemerintahan Abe, membatalkan pesta menonton bunga sakura pada hari ia menjabat. [my/jm]