Tautan-tautan Akses

Mal di Teheran Tutup Lebih Awal untuk Penghematan Energi


Orang-orang menonton pertunjukan air saat menghadiri upacara perayaan Noruz (Nowruz), Tahun Baru Persia, di pusat perbelanjaan Iran Mall di ibu kota Iran, Teheran, pada 20 Maret 2022. (Foto: AFP)
Orang-orang menonton pertunjukan air saat menghadiri upacara perayaan Noruz (Nowruz), Tahun Baru Persia, di pusat perbelanjaan Iran Mall di ibu kota Iran, Teheran, pada 20 Maret 2022. (Foto: AFP)

Krisis bahan bakar di negara tersebut mendorong pemerintah terpaksa sering memadamkan listrik dalam beberapa pekan terakhir.

Mal-mal dan pusat perbelanjaan di Teheran akan mempersingkat jam operasional mulai Selasa (17/12), menutup dua jam lebih awal untuk mengatasi krisis energi domestik, menurut laporan media setempat.

Krisis bahan bakar di negara tersebut mendorong pemerintah terpaksa sering memadamkan listrik dalam beberapa pekan terakhir. Kebijakan itu berdampak pada aktivitas sekolah-sekolah serta bisnis di seluruh negeri.

Kamar Dagang dan Serikat Buruh Teheran memutuskan bahwa mal-mal dan pusat perbelanjaan akan tutup pukul 20.00, dua jam lebih awal dari jam biasanya, menurut pernyataan yang dimuat oleh kantor berita ISNA.

TV pemerintah mengutip pernyataan kepala organisasi tersebut, Hamidreza Rastegar, yang menyatakan bahwa "jika mal-mal tidak mematuhi keputusan baru ini, pasokan gas dan listrik mereka akan diputus, dan mal-mal akan ditutup."

Tidak jelas berapa lama kebijakan tersebut akan berlaku.

Iran, yang memiliki salah satu cadangan gas alam terbesar di dunia, terpaksa membatasi pasokan listrik dalam beberapa minggu terakhir karena kekurangan gas dan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listriknya.

Krisis energi terjadi karena Iran dihantam suhu di bawah nol dalam beberapa hari terakhir.

Sekolah-sekolah dan kantor publik di lebih dari separuh dari 31 provinsi Iran pada Selasa (17/12) terpaksa ditutup untuk hari ketiga berturut-turut "karena cuaca dingin dan untuk mengelola konsumsi bahan bakar," menurut laporan kantor berita IRNA.

Pada Senin (16/12), Presiden Masoud Pezeshkian menyesalkan konsumsi energi di Iran yang dianggap "sangat tinggi."

"Kita mengonsumsi lebih dari dua hingga tiga kali listrik dan gas dibandingkan dengan negara-negara Eropa," katanya, menurut media pemerintah.

Pezeshkian mendorong warga Iran untuk mengurangi ketergantungan mereka pada pemanas rumah dan menyarankan mereka untuk mengenakan pakaian hangat sebagai alternatif. [ah/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG