Polisi Republik Demokratik Kongo hari Rabu (22/12) mengatakan, sedikitnya 20 orang tewas di negara itu dalam kekerasan menyusul protes-protes terhadap Presiden Joseph Kabila yang menolak meletakkan jabatan.
Kelompok hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) menyatakan jumlah korban tewas mencapai 26 orang dan angka itu mungkin akan bertambah.
Selain itu, pasukan keamanan telah menangkap 275 orang dalam beberapa hari belakangan, termasuk para pemimpin oposisi, petugas kampanye HAM, dan wartawan.
Mandat kedua Presiden Joseph Kabila habis masa berlakunya Senin tengah malam, tetapi dia tetap memegang jabatan tanpa adanya rencana penyelenggaraan pemilihan.
Pemimpin tertinggi oposisi negara itu telah menyerukan kampanye “perlawanan secara damai”.
Sekelompok uskup Katolik Roma mensponsori pembicaraan antara pihak oposisi dan partai yang berkuasa dan menyerukan dicapainya persetujuan selambat-lambatnya hari Minggu mengenai lamanya masa jabatan presiden.
Paus Fransiskus juga menyerukan perdamaian di Kongo dari Roma, dengan meminta pada penguasa agar “mendengarkan suara hati nurani masing-masing." [sp/isa]