Ukraina pada Kamis (8/6) tampaknya melancarkan serangan balasan yang telah lama diantisipasi dalam upaya menguasai kembali wilayah di bagian timur dan selatan negara itu yang direbut Rusia pada pekan-pekan pertama perang lebih dari setahun silam.
Pemerintah Kyiv tidak mengeluarkan pernyataan mengenai gerakannya di medan tempur, tetapi pasukannya melancarkan serangan besar-besaran dengan tank dan kendaraan lapis baja di Zaporizhzhia, Ukraina Selatan. Rusia mengatakan pihaknya menggagalkan gerak maju awal Ukraina, dan mempertahankan wilayah tersebut dalam status quo.
Para pejabat Ukraina selama berbulan-bulan telah berbicara mengenai serangan balasan sewaktu mereka memobilisasi unit-unit yang dilatih Barat dan mengumpulkan persenjataan baru dari AS dan sekutu-sekutu Eropanya. Rusia mengatakan bahwa dalam beberapa hari ini Ukraina telah menyerang garis depan yang dikuasai pasukan Moskow di bagian timur dan selatan dalam pertempuran yang berlangsung sengit.
Ukraina mungkin akan terlibat dalam upaya berbulan-bulan untuk merebut kembali 20% wilayah negaranya yang dikuasai Rusia.
Tampaknya satu arah serangan itu adalah ke selatan, ke arah Laut Azov, suatu upaya untuk meruntuhkan jembatan yang menghubungkan Rusia daratan dengan Semenanjung Krimea, yang direbut Moskow pada tahun 2014 dan menjadi pangkalan penting bagi operasi militernya yang sedang berlangsung.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Kamis mengatakan ia mengunjungi wilayah Kherson, di mana ribuan orang sedang menghadapi banjir menyusul penghancuran bendungan Kakhovka.
Bendungan PLTA itu runtuh pada Selasa, dengan Rusia dan Ukraina saling menuding pihak lain yang melakukan penghancuran itu.
Zelenskyy membagikan rekaman video di Telegram mengenai pertemuannya dengan para pejabat. Ia mengatakan mereka membahas evakuasi, pemulihan ekosistem kawasan dan situasi militer di daerah itu.
Dirjen Badan Energi Atom Internasional Rafael Mariano Grossi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa PLTN Zaporizhzhia di dekat bendungan yang hancur itu “terus memompa air pendingin dari bendungan Kakhovka meskipun tingkat ketinggian air telah mencapai titik di mana sebelumnya diperkirakan pompa tidak akan lagi bisa beroperasi.”
“Ini memberi lebih banyak waktu sebelum kemungkinan beralih ke pasokan air alternatif” yang berlokasi di dekat PLTN itu, kata Grossi. Ia mengatakan pasokan air alternatif “dapat memberikan air pendingin yang diperlukan untuk PLTN Zaporizhzhia selama beberapa bulan.” Namun, lanjutnya. “situasi keamanan dan keselamatan nuklir secara umum masih tetap sangat genting dan berpotensi berbahaya.”
Institut Perlindungan Radiologi dan Keselamatan Nuklir Prancis memberi penilaian serupa mengenai kerusakan bendungan dan konsekuensinya terhadap PLTN Zaporizhzhia, dan menyatakan bahwa sekarang ini tidak ada risiko jangka pendek bagi PLTN tersebut. [uh/ab]
Forum