Korea Utara menuduh Korea Selatan pada Jumat (11/10) mengirim pesawat nirawak atau drone untuk menyebarkan "sejumlah besar" selebaran anti-Korea Utara di atas langit Pyongyang. Tindakan ini dianggap sebagai provokasi politik, dan militer yang dapat memicu terjadinya konflik bersenjata.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyatakan bahwa mereka tidak dapat mengonfirmasi tuduhan Korea Utara terkait drone itu. Namun, mereka juga menyoroti praktik Pyongyang yang mengirimkan balon yang membawa kantong sampah ke wilayah udara Korea Selatan.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengungkapkan bahwa drone tersebut diterbangkan di atas Pyongyang pada malam hari pekan ini dan pekan lalu. Mereka menegaskan bahwa insiden itu harus dibalas, menurut laporan dari kantor berita negara KCNA.
"ROK (Republic of Korea atau Korea Selatan) harus segera menghentikan provokasi yang tidak bertanggung jawabm dan berbahaya yang dapat menyebabkan konflik bersenjata dan menyebabkan perang antara kedua belah pihak," kata kementerian itu.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyatakan dalam pernyataannya bahwa mereka "tidak dapat mengonfirmasi kebenaran klaim Korea Utara." Ia menambahkan bahwa "semua tanggung jawab atas serangkaian peristiwa baru-baru ini" berada di tangan Pyongyang.
Pernyataan itu mengutip "tindakan keji, rendahan, dan memalukan secara internasional berupa balon sampah dan provokasi lainnya." Lebih banyak balon dikirim pada Jumat, katanya.
Korea Utara menerbangkan ribuan balon berisi sampah ke Korea Selatan sejak Mei, yang membuat hubungan kedua negara semakin memanas.
Pyongyang menyatakan bahwa balon-balon tersebut merupakan respons terhadap tindakan beberapa aktivis dan pembelot Korea Utara di Korea Selatan, yang menerbangkan balon ke wilayahnya dengan membawa paket bantuan serta selebaran yang mengkritik pemimpin Kim Jong Un.
Gambar Buram
KCNA mempublikasikan foto-foto, termasuk foto yang menunjukkan objek segitiga buram yang diberi label "drone" saat menjatuhkan objek lain yang ditandai "bundel selebaran." Gambar lainnya juga menampilkan kumpulan objek kecil yang diberi label "selebaran yang tersebar."
Foto lain menunjukkan selebaran hitam, kuning, dan putih yang membandingkan situasi ekonomi di Selatan dengan Korea Utara yang miskin dan mengkritik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un secara langsung.
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, mengutip seorang pejabat dari Kepala Staf Gabungan yang menyatakan bahwa mereka perlu menyelidiki kemungkinan adanya kelompok swasta yang ikut mengirim selebaran ke Korea Utara.
Pada Desember, lima drone Korea Utara melintasi wilayah Korea Selatan. Insiden tersebut mendorong Seoul untuk mengerahkan jet tempur dan helikopter serang dalam upaya menembak jatuh pesawat-pesawat tersebut. Ini menjadi insiden pertama yang terjadi sejak 2017.
Kedua Korea secara teknis masih berperang setelah perang 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Pyongyang mengecam pembelot sebagai "sampah manusia."
Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyatakan bahwa tidak akan ada peringatan lebih lanjut, dan Korea Utara akan segera mengambil tindakan jika ada pesawat drone lain yang masuk ke wilayahnya. [ah/ft]