Hampir 3.000 orang tewas di wilayah AS, Puerto Rico, setelah Badai Maria menyerang pulau itu September tahun lalu.
Sebuah studi independen yang dirilis Selasa (28/8) menunjukkan korban tewas berjumlah 46 kali lebih besar dari yang diumumkan pemerintah Puerto Rico pada Desember. Pada saat itu, para pejabat mengatakan korban meninggal akibat badai adalah 64 orang.
Studi itu memperoleh temuan orang yang tewas akibat kondisi buruk, suhu tinggi, tidak ikut terhitung dalam jumlah korban pemerintah.
“Kami tidak pernah mengantisipasi sebuah skenario dimana terjadi komunikasi nol, energi nol, akses jalan raya nol,” kata Gubernur Ricardo Rossello kepada para wartawan.
“Saya rasa pelajarannya adalah, kita harus mengantisipasi kondisi yang terburuk. Ya saya buat kesalahan, ya, dari pengalaman itu, sebetulnya keadaannya bisa ditangani secara berbeda.”
Katanya, dia membentuk sebuah komisi untuk mempelajari tanggapan badai, dan sebuah daftar dari orang-orang yang rentan dalam bencana badai.
Gedung Putih menawarkan dukungan untuk Gubernur Rossello menyusul perilisan angka-angka baru itu.
“Pemerintah federal telah, dan akan terus mendukung upaya Gubernur Rosello guna menjamin akuntabilitas penuh dan transparansi dari korban-korban akibat badai tahun lalu,” demikian kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders.
Jumlah korban tewas resmi dari badai Maria menjadi sumber pertikaian sejak badai itu menyerang pulau tersebut, dan menghancurkan sarana dan rumah-rumah disana. Bencana itu menyebabkan ribuan orang kehilangan rumah tinggal dan menyebabkan pulau itu terjebak ke dalam kondisi tanpa listrik selama berbulan-bulan. [jm]