Presiden Chili Sebastian Pinera Selasa mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan pasukan ke dua wilayah selatan di mana terjadi bentrokan antara penduduk asli Mapuche dan pasukan keamanan. Orang-orang Mapuche menuntut tanah leluhur mereka dikembalikan dan diberi hak untuk menentukan nasib mereka sendiri.
"Kami memutuskan untuk menyatakan keadaan darurat di empat provinsi di selatan, wilayah Biobio dan Araucania, dan mengerahkan pasukan untuk membantu mengendalikan "gangguan ketertiban umum yang serius" di sana," kata Pinera.
Presiden sayap kanan dan miliarder itu berbicara kepada rakyat negara itu pada hari libur nasional yang kontroversial. 12 Oktober adalah Hari Columbus, menandai "penemuan" benua Amerika oleh Christopher Columbus. Hari ini dipandang sebagai bencana oleh banyak masyarakat asli di seluruh Amerika karena penjajahan yang mengikutinya.
Pinera, 71, mengatakan bahwa ke empat provinsi itu mengalami "tindak kekerasan berulang terkait perdagangan narkoba, terorisme dan kejahatan terorganisir yang dilakukan kelompok bersenjata," dan bahwa warga sipil dan polisi yang tidak bersalah tewas dalam kekerasan tersebut.
Keadaan darurat ini berlaku 15 hari tetapi bisa diperpanjang di provinsi Biobio dan Arauco di wilayah Biobio, dan di Malleco dan Cautin di La Araucania.
Mapuche adalah suku asli terbesar di Chili, berjumlah 1,7 juta dari 19 juta penduduk negara itu. Sebagian besar dari mereka tinggal di selatan. Para pemimpin mereka menuntut agar tanah yang dimiliki pertanian dan perusahaan penebangan kayu dikembalikan kepada mereka. (ka/rs)