JENEWA —
Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Navi Pillay mengatakan gelombang bunuh diri harus dihentikan. Ia mengatakan kegusarannya atas laporan tindak kekerasan yang terus menerus dialami warga Tibet, yang berusaha menggunakan hak azasi mereka, kebebasan berpendapat, berkumpul, dan beragama.
Pillay menyatakan prihatin atas laporan-laporan penahanan dan orang hilang, penggunaan kekerasan yang berlebihan terhadap orang-orang yang berdemonstrasi secara damai, dan pengekanngan hak-hak budaya warga Tibet.
Juru bicaranya, Rupert Colville, mengatakan bahwa Komisaris Tinggi Pillay mengimbau pembebasan semua orang yang ditahan hanya karena menggunakan hak azasi mereka. “Ia juga mengimbau warga Tibet agar menahan diri dalam memilih bentuk protes yang ekstrem, seperti bakar diri, dan mendesak masyarakat serta para pemuka agama agar menggunakan pengaruh mereka untuk membantu menghentikan kematian yang tragis ini," kata Colville.
"Ia sepenuhnya paham rasa kecewa dan putus asa mendalam warga Tibet yang mengakibatkan mereka memilih cara-cara ekstrem itu, namun ada cara lain untuk menghilangkan perasaan itu. Pemerintah Tiongkok perlu mengakui hal ini juga dan membolehkan warga Tibet menyatakan perasaan mereka tanpa takut akan pembalasan,” lanjut juru bicara Navi Pillay ini.
Imbauan Komisaris Tinggi Pillay kepada pemerintah Tiongkok itu disampaikan hanya beberapa hari sebelum Kongres Partai Komunis Tiongkok, yang diadakan sekali dalam satu dekade peralihan kekuasaan di Tiongkok. Colville menyangkal adanya keterkaitan dengan hal itu.
Ia mengatakan, Pillay membicarakan isu itu saat ini karena peningkatan tajam kasus bakar diri, yang menunjukkan kekecewaan dan keputusasaan mendalam.
Dalam beberapa tahun terakhir. Warga Tibet sering membakar diri untuk memrotes kekuasaan Tiongkok di Tibet. Mereka menuntut kebebasan dan kembalinya Dalai Lama dari pengasingan ke Tibet.
Dalam imbauannya, Komisaris Tinggi Pillay juga mendesak pemerintah Tiongkok agar mengizinkan para pemantau independen dan tidak berpihak untuk berkunjung dan menilai situasi yang sesungguhnya di lapangan, serta mencabut larangan bagi media untuk meliput wilayah itu.
Colville menyatakan Pillay berulang kali mengajukan permohonan agar bisa berkunjung ke Tiongkok. Ia mengatakan pembahasan mengenai kunjungan itu sedang dilakukan, namun sejauh ini belum ditetapkan tanggal yang pasti.
Pillay menyatakan prihatin atas laporan-laporan penahanan dan orang hilang, penggunaan kekerasan yang berlebihan terhadap orang-orang yang berdemonstrasi secara damai, dan pengekanngan hak-hak budaya warga Tibet.
Juru bicaranya, Rupert Colville, mengatakan bahwa Komisaris Tinggi Pillay mengimbau pembebasan semua orang yang ditahan hanya karena menggunakan hak azasi mereka. “Ia juga mengimbau warga Tibet agar menahan diri dalam memilih bentuk protes yang ekstrem, seperti bakar diri, dan mendesak masyarakat serta para pemuka agama agar menggunakan pengaruh mereka untuk membantu menghentikan kematian yang tragis ini," kata Colville.
"Ia sepenuhnya paham rasa kecewa dan putus asa mendalam warga Tibet yang mengakibatkan mereka memilih cara-cara ekstrem itu, namun ada cara lain untuk menghilangkan perasaan itu. Pemerintah Tiongkok perlu mengakui hal ini juga dan membolehkan warga Tibet menyatakan perasaan mereka tanpa takut akan pembalasan,” lanjut juru bicara Navi Pillay ini.
Imbauan Komisaris Tinggi Pillay kepada pemerintah Tiongkok itu disampaikan hanya beberapa hari sebelum Kongres Partai Komunis Tiongkok, yang diadakan sekali dalam satu dekade peralihan kekuasaan di Tiongkok. Colville menyangkal adanya keterkaitan dengan hal itu.
Ia mengatakan, Pillay membicarakan isu itu saat ini karena peningkatan tajam kasus bakar diri, yang menunjukkan kekecewaan dan keputusasaan mendalam.
Dalam beberapa tahun terakhir. Warga Tibet sering membakar diri untuk memrotes kekuasaan Tiongkok di Tibet. Mereka menuntut kebebasan dan kembalinya Dalai Lama dari pengasingan ke Tibet.
Dalam imbauannya, Komisaris Tinggi Pillay juga mendesak pemerintah Tiongkok agar mengizinkan para pemantau independen dan tidak berpihak untuk berkunjung dan menilai situasi yang sesungguhnya di lapangan, serta mencabut larangan bagi media untuk meliput wilayah itu.
Colville menyatakan Pillay berulang kali mengajukan permohonan agar bisa berkunjung ke Tiongkok. Ia mengatakan pembahasan mengenai kunjungan itu sedang dilakukan, namun sejauh ini belum ditetapkan tanggal yang pasti.