Pemimpin Libya, Muammar Khadafi, mengatakan kepada para pendukungnya dalam rapat umum di Tripoli bahwa rumah, kantor dan keluarga-keluarga di Eropa akan menjadi sasaran yang sah bagi militernya, kalau NATO terus melakukan serangan.
Menteri Luar Negeri Amerika, Hillary Clinton, menanggapi hal tersebut dalam jumpa pers di Spanyol, di mana ia mengakhiri lawatannya ke tiga negara Eropa.
“Moammar Gaddafi mestinya tidak mengeluarkan ancaman, tetapi lebih mengutamakan kesejahteraan dan kepentingan rakyatnya. Ia harus meletakkan jabatan dan membantu memudahkan transisi ke arah demokrasi yang akan memenuhi aspirasi rakyat Libya,” ujar Clinton.
Ancaman Gaddafi terhadap Eropa disiarkan Jumat di depan massa yang pro-pemerintah di lapangan utama Tripoli. Meskipun rezimnya mendukung kelompok-kelompok militan pada masa lalu, pemimpin Libya itu sebelumnya terkenal suka mengeluarkan pernyataan yang dibuat-buat. Tetapi, para pejabat keamanan di Eropa mengatakan mereka menanggapi ancaman tersebut dengan serius.
Pesan Muammar Khadafi yang bersifat menantang disampaikannya beberapa hari setelah keluarnya perintah penangkapan oleh Mahkamah Kejahatan Internasional atas dirinya, puteranya dan Kepala Intelijen Libya. Dakwaan terhadap mereka adalah melakukan pembunuhan terhadap warga sipil yang berunjuk rasa dalam lima bulan demonstrasi anti-pemerintah belakangan ini di Libya.
NATO mulai melakukan serangan udara untuk melindungi penduduk sipil, dan dalam usaha mendukung kelompok anti-Gaddafi dari serangan yang dilakukan militer Libya.
Menteri Hillary Clinton menyebut usaha sekutu berhasil. Ia mengatakan, “Misi yang dipimpin NATO berjalan pada jalur yang benar, tekanan terhadap Khadafi meningkat dan pemberontak memperoleh kekuatan dan momentum. Kami perlu menjamin ini terus berlangsung, dan kami telah sepakat, itu akan tercapai.”
Menteri Clinton juga mengecam Tiongkok karena mengundang Presiden Sudan Omar al-Bashir baru-baru ini ke Tiongkok, sekalipun Bashir telah dituntut oleh Mahkamah Kejahatan di Den Haag.