Badan tertinggi kepolisian India, Biro Pusat Investigasi (CBI), pada Rabu (14/8) mengambil alih penyelidikan atas kasus pemerkosaan dan pembunuhan brutal terhadap seorang dokter muda. Kasus tersebut telah memicu kemarahan luas dan aksi pemogokan yang dilakukan oleh para dokter di seantero India.
Jenazah perempuan berusia 31 tahun itu ditemukan pada hari Jumat (9/8) di sebuah rumah sakit milik pemerintah di Kolkata, Benggala Barat, tempat dia bekerja sebagai dokter magang. Otopsi memastikan dia diserang secara seksual dan dibunuh.
Pihak berwenang menangkap seorang polisi relawan sehubungan dengan kejahatan tersebut.
Dokter menuntut keamanan
Pada Senin (12/8), ribuan dokter melakukan demonstrasi di wilayah Kolkata dan Benggala Barat untuk memprotes pembunuhan tersebut. Mereka menuntut keadilan bagi korban dan meminta peningkatan keamanan di rumah sakit.
Protes menyebar secara nasional pada Selasa (13/8), mengganggu layanan rumah sakit di beberapa kota di India. Lebih dari 8.000 dokter pemerintah berhenti bekerja di semua departemen rumah sakit kecuali unit-unit layanan darurat.
Di New Delhi, para dokter junior melakukan protes di luar sebuah rumah sakit besar pemerintah, sambil memegang poster bertuliskan, “Dokter bukanlah samsak,” menurut kantor berita Reuters.
Para dokter di rumah sakit pemerintah di beberapa negara bagian telah menangguhkan layanan elektif tanpa batas waktu, menyerukan penegakkan keadilan yang cepat dan keselamatan tempat kerja yang lebih baik.
Polisi telah menahan seorang pria yang bekerja di rumah sakit korban, namun ada tuduhan salah menangani kasus tersebut.
Orang tua korban telah mengajukan petisi ke pengadilan yang menyatakan bahwa putri mereka mungkin telah diperkosa beramai-ramai, lapor stasiun televisi NDTV, menurut kantor berita AFP.
90 kasus pemerkosaan per hari
Kekerasan seksual terhadap perempuan merupakan masalah serius di India. Pada tahun 2022, terdapat hampir 90 kasus pemerkosaan yang dilaporkan setiap hari di negara berpenduduk 1,4 miliar orang tersebut.
Kasus tersebut disejajarkan dengan pemerkosaan beramai-ramai dan pembunuhan yang terjadi pada tahun 2012 yang menimpa seorang perempuan muda di sebuah bus Delhi, yang menyebabkan kemarahan publik dan reformasi yang signifikan.
Menanggapi insiden tahun 2012, pemerintah menerapkan hukuman yang lebih berat bagi pelaku pemerkosaan, termasuk hukuman mati bagi pelaku yang berulang kali melakukan pelanggaran, dan menetapkan pelanggaran seksual baru seperti penguntitan.
Pihak berwenang yang juga gagal mendaftarkan pengaduan pemerkosaan juga terancam kurungan penjara. [ab/lt]
Beberapa informasi dalam laporan ini berasal dari Agence France-Presse dan Reuters.
Forum