Russia melaporkan pada Jumat (4/10) bahwa pihaknya sudah mengambil "keputusan prinsip" untuk menghapus Taliban, yang berkuasa di Afghanistan, dari daftar organisasi teroris negara itu.
Zamir Kabulov, utusan kepresidenan Rusia untuk negara Asia Selatan, seperti dikutip oleh kantor berita pemerintah TASS mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri dan sejumlah Badan Keamanan Nasional "sedang melakukan penyelesaian hukum" terhadap penghapusan daftar Taliban sesuai dengan undang-undang federal.
“Keputusan mendasar mengenai hal ini telah dibuat oleh kepemimpinan Rusia,” kata Kabulov. “Mudah-mudahan keputusan akhir akan segera diumumkan.”
Pernyataan tersebut dilaporkan pada hari yang sama ketika Moskow menjadi tuan rumah konferensi negara-negara regional untuk membahas Afghanistan. Pertemuan tingkat tinggi itu dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Lavrov kemudian mengadakan pembicaraan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi, yang memimpin delegasinya pada acara multilateral pada Jumat di ibu kota Rusia, yang diselenggarakan di bawah platform Format Moskow.
“Kami sangat yakin akan pentingnya menjaga dialog pragmatis dengan pemerintah Afghanistan saat ini,” kata Lavrov dalam pidato pembukaan konferensi di hadapan delegasi dari negara-negara seperti China, India, Iran, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Pakistan, dan Uzbekistan.
“Moskow akan terus mengembangkan hubungan politik, perdagangan, dan ekonomi dengan Kabul,” janji Lavrov.
Rusia meluncurkan Format Moskow pada 2017 dan sejak itu menjadi platform reguler untuk membahas tantangan yang dihadapi Afghanistan yang miskin dan dilanda perang.
Muttaqi, dalam pidatonya yang disiarkan pada pertemuan pada Jumat, menyambut baik pengumuman Kazakhstan dan Kyrgyzstan baru-baru ini bahwa mereka akan menghapus Taliban dari daftar kelompok terlarang.
“Kami juga mengapresiasi pernyataan positif yang dibuat oleh pejabat tinggi Federasi Rusia mengenai hal ini dan berharap dapat segera melihat langkah-langkah yang lebih efektif,” kata kepala diplomat Taliban tersebut.
Keterlibatan Rusia di Afghanistan selama ini penuh gejolak. Tentara Soviet memasuki negara itu pada1979 untuk membantu pemerintah pro-Moskow di Kabul. Satu dekade kemudian, Rusia mundur karena mengalami kekelahan besar yang ditimbulkan oleh pemberontak atau mujahidin Afghanistan yang didukung Amerika Serikat (AS).
Moskow telah menjalin hubungan informal yang erat dengan Taliban sejak mereka merebut kembali kekuasaan di Afghanistan tiga tahun lalu setelah penarikan pasukan Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang mengakhiri perang selama 20 tahun.
Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov memuji Taliban karena memerangi narkotika di Afghanistan dan memerangi afiliasi regional ISIS yang dikenal sebagai IS-Khorasan (IS-K).
“Kami mendukung tekad pemerintah Afghanistan untuk memerangi ancaman teroris,” katanya pada konferensi, Jumat.
Muttaqi meminta semua negara di kawasan “untuk bekerja sama dalam mencegah perekrutan warganya oleh ISIS dan kemudian mengirim mereka ke Afghanistan dan negara-negara lain untuk melakukan operasi subversif.” Dia menggunakan akronim IS-K, yang digambarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai ancaman regional teroris paling signifikan yang berasal dari tanah Afghanistan.
Menteri Luar Negeri Taliban tidak menyebutkan nama negara mana pun. Namun, Kabul secara resmi menuduh pekan lalu bahwa kelompok teroris tersebut mengatur serangan dari pangkalan di Pakistan. Para pejabat di Islamabad membantah tuduhan itu yang dianggap tidak berdasar.
Belum ada negara yang secara resmi mengakui pemerintahan de facto Taliban, meskipun China dan Uni Emirat Arab telah secara resmi menerima duta besar yang ditunjuk oleh Taliban. [ft/ah]