Tautan-tautan Akses

Kepala Investigasi PBB di Myanmar Peringatkan Bahwa Konflik Makin Memburuk


Bangunan penjara di wilayah Nawnghkio, negara bagian Shan, Myanmar, hancur akibat serangan udara yang dikerahkan pihak militer pada 29 Oktober 2024. (Foto: Mandalay People's Defence Force via AP)
Bangunan penjara di wilayah Nawnghkio, negara bagian Shan, Myanmar, hancur akibat serangan udara yang dikerahkan pihak militer pada 29 Oktober 2024. (Foto: Mandalay People's Defence Force via AP)

Kepala investigasi PBB di Myanmar mengatakan pada Kamis (31/10) bahwa kekerasan di negara tersebut semakin meningkat dan penyiksaan sistematis terhadap warga sipil telah berlangsung.

Berbicara di markas pusat PBB di New York, Nicholas Koumjian, ketua Mekanisme Investigasi Independen untuk Myanmar, mengatakan penggunaan “kekerasan seksual terhadap mereka yang ditahan,” termasuk perempuan, laki-laki dan bahkan anak-anak, tengah meningkat.

“Sangat, sangat disesalkan, frekuensi dan kebrutalan kejahatan di Myanmar telah meningkat dalam setahun terakhir,” kata Koumjian. “Kami secara khusus memperhatikan peningkatan serangan udara, yang berdampak pada sebagian besar penduduk sipil dan menciptakan teror di kalangan penduduk,” tambahnya.

Militer di Myanmar menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi pada bulan Februari 2021 dan menindas aksi protes tanpa kekerasan yang meluas yang berupaya mengembalikan pemerintahan demokratis, yang menyebabkan meningkatnya kekerasan dan krisis kemanusiaan.

Koumjiam mengatakan timnya telah menerima bukti substansial mengenai lebih banyak “kejahatan yang dilakukan terhadap warga sipil oleh militer dibandingkan oleh pasukan oposisi,” namun ia juga mencatat bahwa terdapat semakin banyak bukti mengenai “kejahatan sangat brutal yang juga dilakukan oleh pasukan oposisi,” sesuatu yang menurutnya mengkhawatirkan. Dia mengatakan telah terdapat upaya untuk menyelidiki beberapa kejahatan yang dilakukan pihak oposisi.

Pada tahun lalu, tiga milisi etnis bersenjata yang kuat berhasil menguasai sebagian wilayah, sehingga membuat militer yang berkuasa semakin merasa terancam dalam pertempuran yang telah memaksa ratusan ribu warga sipil mengungsi.

Menurut PBB, 3 juta orang menjadi pengungsi di berbagai penjuru Myanmar dan sekitar 18,6 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan. [ab/lt]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG