Partai MK di Afrika Selatan mengajukan aduan pengkhianatan terhadap sebuah kelompok yang membela minoritas Afrikaner kulit putih setelah Presiden AS Donald Trump menyerang undang-undang baru di negara itu, yang bertujuan untuk mendistribusikan kembali lahan milik warga kulit putih. Trump juga menandatangani instruksi presiden yang memangkas bantuan keuangan Amerika ke Afrika Selatan pekan lalu.
Kelompok bernama AfriForum itu, telah melobi untuk menentang undang-udang agraria tersebut di media Amerika dan berbagai lingkaran politik, dengan menggambarkan aturan itu sebagai bagian dari serangan lebih luas terhadap Afrikaner, yaitu warga Afrika Selatan keturunan Eropa yang berbahasa ibu bahasa Afrikaans.
Dalam aduan pidana yang diajukannya, MK, partai mantan presiden Jacob Zuma, menuduh AfriForum telah menyebarluaskan misinformasi untuk memengaruhi Trump.
Simpatisan partai itu menyanyikan lagu-lagu antiapartheid di luar kantor polisi Cape Town.
Pemimpin Partai MK di parlemen, John Hlophe, mengatakan, “Pertama-tama, mereka berbohong dan mengatakan bahwa lahan pertanian mereka telah disita dan telah terjadi sejumlah pembunuhan, dan lahan mereka diambil, padahal itu tidak benar sejak awal. Maka dari itu, berdasarkan kebohongan dan pernyataan keliru itu, Trump memutuskan untuk mengeluarkan instruksi presiden yang menentang Afrika Selatan.”
CEO AfriForum Kallie Kriel mengatakan dalam pernyataan tertulis bahwa tuduhan pengkhianatan itu tidak masuk akal.
Pemerintahan Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat akan menyambut para Afrikaner sebagai pengungsi, memberikan kredibilitas pada keluhan AfriForum bahwa mereka sedang dipersekusi.
Hal itu dibantah oleh pemerintah Afrika Selatan dan kebanyakan partai politik.
Pemerintah Afrika Selatan telah membela undang-undang reformasi agraria sebagai upaya untuk memperbaiki ketidakadilan di masa lalu dan menegaskan bahwa belum terjadi perampasan tanah berdasarkan undang-undang tersebut.
Petani kulit putih menguasai tiga perempat lahan yang dimiliki secara pribadi di Afrika Selatan, sementara warga kulit putih di Afrika Selatan mewakili 8% populasi.
Kritik yang dilayangkan Trump telah memperburuk perpecahan tajam terkait isu rasial yang masih terus terjadi di Afrika Selatan 30 tahun setelah apartheid berakhir, yang sebagiannya disebabkan oleh kesenjangan ekonomi yang menganga antar kelompok ras. [rd/ns]
Forum