Pihak berwenang Irak mengatakan militan telah menyerbu kompleks kantor keamanan pemerintah di kota Ramadi, Irak Barat, menewaskan setidaknya tiga polisi dan melukai 14 lainnya.
Menurut para pejabat, paling sedikit seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di pintu masuk kompleks itu, hari Minggu, yang membuat para militan lainnya dapat menyerbu masuk. Pasukan keamanan Irak baku tembak dengan orang-orang bersenjata itu dan pertempuran berlangsung hingga sore hari.
Kompleks yang diserang militan itu ditempati oleh markas besar kepolisian Ramadi dan pasukan polisi antiterorisme. Bangunan-bangunan pemerintah di ibukota provinsi Anbar itu kerap menjadi sasaran serangan militan dalam beberapa tahun ini.
Ramadi adalah kubu pertahanan militan Sunni yang terkait al-Qaida selama bertahun-tahun, setelah invasi Amerika terhadap Irak pada tahun 2003. Tetapi milisi-milisi Sunni lokal akhirnya berbalik menentang al-Qaida dan memihak pasukan Amerika, membantu mengurangi kekerasan di Anbar secara signifikan.
Dalam kekerasan terdahulu pada hari Sabtu, seorang pelaku bom bunuh diri menyerang peziarah Syiah di kota Basra, Irak Selatan, menewaskan sedikitnya 53 orang dan melukai lebih dari 130 lainnya. Para peziarah sedang ambil bagian dalam upacara keagamaan Syiah mengenai Arbain. Belum ada yang mengaku bertanggungjawab.
Utusan tertinggi PBB di Irak, Martin Kobler, mengutuk serangan itu. Ia mendesak seluruh warga Irak agar mempertahankan nilai-nilai yang mereka anut bersama dan memotong apa yang disebutnya rantai kekerasan di negara itu.