Presiden Joko Widodo hari Kamis (12/11) siang menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull. Indonesia adalah negara pertama di Asia yang dikunjungi Turnbull setelah dilantik menjadi perdana menteri 15 September lalu.
Presiden Joko Widodo mengawali pertemuan dengan mengucapkan selamat atas terpilihnya Malcolm Turnbull sebagai perdana menteri, menggantikan Tony Abbot.
Joko Widodo juga menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan Australia dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah Indonesia Oktober lalu. Berbagai isu pun kemudian dibahas, tetapi fokus perhatian keduanya adalah pada investasi pembiakan sapi dari Australia di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, serta ekonomi digital.
Presiden Joko Widodo mengatakan pada tahun 2015 ini Indonesia mempunyai pasar ekonomi digital bernilai US$13 milyar dan pada tahun 2020 diperkirakan berpotensi melonjak menjadi US$130 milyar – atau berarti sepuluh kali lipat. Australia – tegas Presiden Joko Widodo – adalah salah satu mitra dagang terbesar Indonesia, dengan total nilai perdagangan mencapai 11 milyar dolar.
Turnbull menyambut baik upaya meningkatkan hubungan kedua negara.
“Bapak Presiden dan saya telah melakukan pertemuan yang hangat hari ini, juga bersama dengan istri beliau. Kami bicara soal apapun seperti kerjasama, soal infrastruktur, investasi. Kami berdua percaya bahwa ini adalah saat yang tepat. Dalam sejarah pembangunan manusia di Indonesia saya melihat ada pertumbuhan yang menakjubkan, lalu kemudian perubahan ekonomi yang baik, termasuk teknologi. Bapak Presiden dan saya melihat ada prospek kerjasama 2 negara. Kita bersama membangun pertumbuhan dan kemajuan ekonomi yang terbaik dari 2 negara. Ini momentum yang terbaik dari kami untuk bekerja bersama,” papar Turnbull.
Ditanya soal komitmen Australia dalam hal meningkatkan investasi dan pengembangan industri, Turnbull menegaskan bahwa komitmen itu tak tergoyahkan.
“Jawabannya adalah iya. Ada kerjasama investasi industri dari dua negara yang menurut saya sangat potensial. Pemerintah Australia sangat berkomitmen untuk membangun perekonomian bersama dengan Indonesia," tambahnya.
Turnbull juga mendukung niat Indonesia untuk bergabung dalam pakta Kemitraan Trans Pasifik atau TPP.
Ia mengatakan, “Kami menyambut baik rencana bergabungnya Indonesia dengan TPP, sebagaimana yang disampaikan Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan ke Amerika. Kami sangat mendukung pilihan Indonesia di dalam TPP.”
Setelah makan siang bersama di Istana Merdeka Jakarta, Presiden Joko Widodo mengajak Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull untuk melihat langsung suasana pasar Tanah Abang Jakarta.
“Saya ingin menunjukan kepada Perdana Menteri, inilah pasar rakyat, pasar Tanah Abang yang terbesar di Indonesia dan di Asia,” ujar Jokowi.
Meski tampak kegerahan, Turnbull mengaku senang melihat antusias ratusan masyarakat dan pedagang di pasar Blok A Tanah Abang, yang ingin melihat dari dekat kedua pemimpin.
“Di sini sangat hangat, lebih hangat daripada di negara saya. Tapi lebih hangat sambutan masyarakat di sini. Antusias masyarakat di sini luar biasa saat melihat Presidennya,” kata Turnbull.
Melihat tamunya kegerahan, Presiden Joko Widodo melepas jas dan dasinya, diikuti oleh Turnbull. Keduanya kemudian masih berkeliling pasar dan sesekali tampak berdialog.
“Saya ingin mengenalkan kepada masyarakat Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull. Sehingga masyarakat tahu, betapa Indonesia dan Australia itu dekat. Jadi biar masyarakat tahu. Itu saja,” tutur Jokowi.
Melanjutkan kunjungan Perdana Menteri Malcolm Turnbull, pekan depan akan diselenggarakan Pekan Bisnis Indonesia-Australia. Sekitar 345 pebisnis dari Australia akan datang, dipimpin langsung oleh Menteri Perdagangan dan Investasi Andrew Robb. Menurut rencana, selain ke Jakarta, delegasi pebisnis Australia itu juga akan berkunjung ke Sulawesi Selatan dan Bali.[aw/em]