Jepang, Kamis (29/2) mengirim dua drone mini dan sebuah "robot berbentuk ular" ke satu dari tiga reaktor nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang lumpuh akibat tsunami pada tahun 2011, kata operator fasilitas tersebut.
Peralatan itu dikerahkan sebagai persiapan untuk menghilangkan ratusan ton bahan bakar radioaktif tinggi dan puing-puing, sebuah operasi berisiko yang diperkirakan memakan waktu puluhan tahun.
“Kami mengirim dua drone kemarin dan dua drone hari ini”, selain “robot berbentuk ular”, Kamis (29/2), kata juru bicara Tokyo Electric Power (TEPCO) kepada kantor berita AFP. Karena interior reaktor itu “sempit dan gelap”, drone-drone kecil ini mampu melakukan manuver dan memiliki kemampuan fotografi yang tinggi”, kata perusahaan itu.
"Robot yang mirip ular... menampung alat relay komunikasi nirkabel sehingga kami dapat menjangkau area transmisi radio dengan baik di mana drone kecil itu akan dioperasikan", kata sebuah pernyataan.
Interior reaktor itu mengandung radioaktif yang terlalu tinggi untuk dimasuki manusia, dan drone dimaksudkan untuk memeriksa area tersebut sebelum bahan bakar dan puing-puing dibuang oleh robot.
TEPCO berencana melakukan uji coba pembuangan sejumlah kecil sisa bahan bakar pada bulan Oktober. TEPCO telah mengirim robot bawah air untuk memeriksa bagian-bagian fasilitas yang masih terendam, kata juru bicara tersebut. “Butuh waktu lama untuk melepas seluruh 800 ton (bahan bakar), karena masa dekomisioning diperkirakan 30 hingga 40 tahun,” ujarnya.
Secara terpisah, TEPCO pada hari Rabu (28/2) mulai melepaskan gelombang keempat air limbah yang telah diolah dari pabrik Fukushima ke laut. Proses ini telah mendapat lampu hijau dari badan pengawas nuklir PBB, namun sebagai akibatnya, Tiongkok dan Rusia melarang impor makanan laut dari Jepang.
Gempa bumi dan tsunami tahun 2011 menewaskan sekitar 18.000 orang. Bencana di fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima di Jepang timur laut merupakan salah satu kecelakaan nuklir terburuk dalam sejarah. [ii/ab]
Forum