Tautan-tautan Akses

Israel Kirim Delegasi ke Pembicaraan Gaza di Doha, Sementara Utusan Amerika Serikat Bertemu Hamas


ILUSTRASI - Gedung pencakar langit di Doha, Qatar, 11 November 2022. (Hassan Ammar/AP)
ILUSTRASI - Gedung pencakar langit di Doha, Qatar, 11 November 2022. (Hassan Ammar/AP)

Israel, Senin (10/3) menerima undangan untuk mengirimkan delegasi ke ibu kota Qatar, Doha, untuk bergabung dalam pembicaraan gencatan senjata di Gaza. Sementara itu, juru runding pemerintah Amerika Serikat mengenai sandera Hamas mengatakan pertemuannya baru-baru ini dengan perwakilan kelompok tersebut “bermanfaat.” Pertemuan mereka berfokus pada pembebasan seorang warga Amerika-Israel yang disandera Hamas.

Juru bicara Israel David Mencer, Senin (10/3) mengatakan pemerintahnya telah menerima undangan negara-negara penengah yang didukung Amerika Serikat untuk mengirimkan delegasi ke Doha. Ia mengatakan hal itu dibahas pada rapat Kabinet keamanan sehari sebelumnya.

Israel menekan Hamas, yang telah ditetapkan Amerika Serikat sebagai kelompok teroris, agar menyetujui perpanjangan tahap pertama gencatan senjata mereka. Tahap tersebut berakhir pada pekan lalu.

Israel menginginkan Hamas untuk membebaskan setengah dari sandera yang tersisa dengan imbalan janji merundingkan gencatan senjata yang permanen.

Namun, Hamas malah ingin memulai perundingan mengenai tahap kedua gencatan senjata yang lebih sulit, yang akan berkenaan dengan pembebasan sandera yang tersisa dari Gaza, penarikan pasukan Israel dan perdamaian yang abadi. Hamas diyakini masih menahan 24 sandera yang masih hidup dan jasad 35 lainnya.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pekan lalu mengukuhkan bahwa pemerintahannya untuk pertama kalinya telah mengadakan pembicaraan langsung dengan Hamas. Ini menyimpang dari kebijakan lama Amerika Serikat untuk tidak berunding dengan teroris.

Ketika itu, Trump mengatakan, “Kami berdiskusi dengan Hamas. Kami membantu Israel dalam diskusi tersebut, karena kami membicarakan tentang orang-orang Israel yang disandera. Kami tidak melakukan apa pun terkait Hamas. Kami tidak memberikan uang tunai… Kenyataannya, saya membebaskan 59 sandera, dan kita tidak memberikan apa pun. Dengan 59 orang itu, kami tidak memberikan apa pun.”

Sementara itu, ribuan demonstran di Israel akhir pekan lalu berkumpul di luar Kementerian Pertahanan di Tel Aviv untuk meminta pemerintah agar memperantarai kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas. Pesan mereka jelas: jangan ada konflik baru dengan Hamas, pastikan saja ada kesepakatan pembebasan sandera.

Ayala Metzger adalah demonstran yang juga menantu sandera yang tewas, Yoram Metzger. Katanya kepada kantor berita Reuters, “Ada puluhan orang yang datang bersama kami untuk mengatakan kepada pemerintah: jangan (masuk) ke Gaza lagi … Hentikan perang ini dan bawa pulang semua sandera.”

Adam Boehler, juru runding pemerintah Trump, beberapa hari lalu bertemu dengan Hamas untuk membahas suatu kesepakatan pembebasan sandera. Ia menyebut pertemuan itu “sangat membantu.”

FILE - Utusan Amerika Serikat untuk urusan sandera Adam Boehler di Departemen Luar Negeri di Washington, DC, 6 Maret 2025.
FILE - Utusan Amerika Serikat untuk urusan sandera Adam Boehler di Departemen Luar Negeri di Washington, DC, 6 Maret 2025.

Saat berbicara hari Minggu pada acara televisi CNN “State of the Union” yang diunggah di platform media sosial X, ia mengatakan, “Saya pikir ada sesuatu yang dapat terwujud dalam beberapa pekan ini. Saya ingin katakan, saya percaya ada cukup banyak hal untuk membuat kesepakatan antara apa yang diinginkan Hamas dan apa yang akan mereka terima, serta apa yang diinginkan Isarel, dan apa yang diterimanya. Dan saya pikir ada kesepakatan di mana mereka dapat membebaskan semua sandera (dan) bukan hanya orang Amerika yang disandera.”

Sementara itu, kelangkaan kebutuhan pokok bagi orang-orang Palestina di daerah Khan Younis, Gaza, terus berlanjut. Israel menerapkan blokade total terhadap semua barang yang memasuki daerah kantong itu – termasuk bahan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan – hingga Hamas membebaskan 59 sandera yang masih ditahan di Gaza.

Orang-orang di sana mengatakan mereka menunggu berjam-jam untuk mendapatkan roti, karena tidak ada lagi listrik atau kayu bakar untuk memasak. [jm/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG