Tautan-tautan Akses

Utusan Trump: Pertemuan AS dengan Hamas 'Sangat Membantu'


Utusan AS untuk urusan sandera, Adam Boehler, berbicara dalam sebuah acara di Departemen Luar Negeri di Washington, DC, pada 6 Maret 2025. (Foto: AFP/Jim Watson)
Utusan AS untuk urusan sandera, Adam Boehler, berbicara dalam sebuah acara di Departemen Luar Negeri di Washington, DC, pada 6 Maret 2025. (Foto: AFP/Jim Watson)

Diskusi antara Boehler dan Hamas melanggar kebijakan Washington yang telah berlaku selama puluhan tahun untuk tidak bernegosiasi dengan kelompok-kelompok yang dicap AS sebagai organisasi teroris.

Utusan Presiden Donald Trump untuk para sandera, Adam Boehler, mengatakan pada Minggu (9/3) bahwa pertemuannya pekan lalu, dengan Hamas, kelompok yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, tentang sandera yang ditahan di Gaza "sangat membantu" dan dapat mengarah pada pembebasan mereka "dalam beberapa pekan."

"Saya pikir terdapat kesepakatan di mana Anda membebaskan semua sandera," kata Boehler di acara "State of the Union" CNN.

"Saya pikir ada harapan," katanya. "Anda dapat melihat sesuatu seperti gencatan senjata jangka panjang."

Hamas diyakini masih memiliki 24 sandera hidup yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober 2023, yang memicu perangnya dengan Israel. Kelompok tersebut juga menahan jenazah 34 sandera lainnya yang tewas dalam serangan awal atau ditawan, serta jenazah seorang prajurit Israel yang tewas pada tahun 2014.

Boehler tidak menutup kemungkinan adanya pertemuan tambahan dengan kelompok teroris Palestina tersebut.

Pertemuan utusan tersebut dengan para pemimpin Hamas terjadi di tengah tentangan negara Yahudi tersebut.

Boehler mengatakan bahwa ia memahami kekhawatiran yang diungkapkan oleh pejabat Israel Ron Dermer tentang kontak langsung antara Boehler dengan Hamas.

Boehler menekankan bahwa ia memiliki tujuan yang jelas dalam pembicaraannya, untuk menemukan cara memperpanjang gencatan senjata yang telah berakhir dalam pertempuran tersebut dan mengakhiri perang, yang menewaskan 1.200 orang dalam serangan awal Hamas dan lebih dari 48.000 warga Palestina selama serangan balasan Israel setelahnya.

"Saya kira itu adalah pertemuan yang sangat membantu. Sangat membantu untuk mendengar beberapa hal," kata Boehler.

"Kami adalah Amerika Serikat. Kami bukan agen Israel," kata Boehler. "Kami memiliki kepentingan khusus yang dipertaruhkan, dan kami memang berkomunikasi bolak-balik. Yang ingin saya lakukan adalah memulai beberapa negosiasi yang saat ini berada dalam kondisi yang sangat rapuh. Dan saya ingin mengatakan kepada Hamas, apa tujuan akhir yang Anda inginkan di sini?"

Pembawa acara CNN Jake Tapper bertanya kepada Boehler, yang kebetulan seorang Yahudi, bagaimana perasaannya saat berbicara dengan Hamas. "Terlepas mereka orang baik atau jahat, ini adalah bagian dari pekerjaan saya," jawabnya.

Diskusi antara Boehler dan Hamas melanggar kebijakan Washington yang telah berlaku selama puluhan tahun untuk tidak bernegosiasi dengan kelompok-kelompok yang dicap AS sebagai organisasi teroris.

Secara terpisah, Boehler mengatakan dia tidak tahu apakah jurnalis Amerika Austin Tice masih hidup di Suriah.

"Saya akan pergi ke Suriah, dan saya akan melakukan yang terbaik yang saya bisa untuk mencari tahu," kata Boehler. "Jika dia ada di sana. Saya akan membawanya pulang."

Utusan AS itu akan berada di Timur Tengah pekan ini untuk melanjutkan pembicaraan tentang gencatan senjata di Gaza. Sementara itu, Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka akan memutus pasokan listriknya ke Gaza, seminggu setelah mereka memutus pasokan bantuan ke wilayah sempit di sepanjang Laut Tengah tersebut.

Israel mendesak Hamas untuk menerima perpanjangan fase pertama gencatan senjata mereka, yang berakhir seminggu yang lalu. [ab/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG