Presiden Iran Mahmoud Ahmedinejad mengecam dimulainya kembali perundingan damai langsung antara Israel dan Palestina, dengan menyatakan, perundingan itu pasti akan gagal.
Ahmedinejad hari Jumat mengatakan hanya bangsa Palestina yang dapat menentukan nasib mereka sendiri, bukan negara-negara Barat. Ia menambahkan, perlawanan adalah satu-satunya cara bagi bangsa Palestina untuk memperoleh hak-hak mereka.
Presiden Iran Ahmadinejad menyampaikan hal itu dalam rapat umum menandai "Hari Quds" atau Hari Yerusalem, acara tahunan di Iran pada hari Jumat terakhir bulan Ramadhan untuk menunjukkan dukungan bagi bangsa Palestina. Para peserta rapat umum bersorak sorai atas pidato Ahmadinejad itu dan meneriakkan kata-kata ‘Matilah Israel’ dan “Matilah Amerika”.
Rapat umum itu diadakan sehari setelah pembicaraan damai langsung di Washington antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas hari Kamis. Pembicaraan langsung itu merupakan yang pertamakali dalam hampir dua tahun.
Sementara itu, para pemimpin Israel dan Palestina telah mengakhiri babak pertama perundingan langsung yang baru saja diluncurkan kembali, dan mungkin akan harus menghadapi tentangan di kandang sendiri.
Kaum militan Palestina menolak perundingan itu dan bertekad akan terus menyerang Israel. Jurubicara sayap militer kelompok Islamis Hamas yang menguasai Jalur Gaza mengatakan, 13 kelompok militan telah bergabung untuk melancarkan serangan yang lebih efektif terhadap Israel, termasuk mungkin serangan bom bunuh diri.
Militan Hamas mengaku bertanggungjawab atas dua serangan pekan ini di permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Dalam perkembangan lainnya, radio Israel mengutip seorang anggota Partai Likud yang dipimpin PM Benjamin Netanyahu mengatakan, Netanyahu akan mengupayakan jalan tengah dalam perundingan itu. Menteri kabinet Gilad Erdan mengatakan, Netanyahu berkomitmen untuk mempertahankan wilayah Tepi Barat sebanyak-banyaknya sementara mengusahakan solusi bagi Palestina.