PM Inggris Theresa May, Senin (22/7), mengadakan pertemuan dengan para menteri dan pejabat keamanan untuk melangsungkan pembicaraan darurat mengenai bagaimana menanggapi tindakan Iran yang menyita sebuah kapal tanker minyak Inggris di Selat Hormuz.
Di antara tanggapan yang kemungkinan diambil Inggris adalah memberlakukan sanksi-sanksi ekonomi terhadap Iran. Pemerintahan May diperkirakan akan memberikan keterangan mengenai keputusannya ke para anggota parlemen Inggris, Senin (22/7).
Dalam sebuah rekaman suara mengenai insiden itu yang dirilis perusahaan keamanan maritim Dryad Global, Minggu (21/7), sebuah kapal perang Inggris memperingtakan sebuah kapal patroli Iran untuk tidak menghalangi kapal tanker Stena Impero melalui Selat Hormuz. Namum, sejumlah anggota Garda Revolusi Iran mendekati kapal itu dengan menggunakan helikopter dan menyitanya.
Seorang perwira Angkatan laut Inggris terdengar mengatakan, kapal tanker itu beroperasi di perairan internasional sehingga perjalanannnya tidak boleh diganggu atau dihalangi. Perwira Inggris itu mengatakan kepada kapal patrol Iran: “Tolong konfirmasi Anda tidak bermaksud melanggar hukum internasional dengan secara ilegal memasuki kapal Stena.”
Namun, seorang perwira Iran meminta kapal tanker itu berbalik arah dengan mengatakan: “Jika Anda patuh, Anda selamat. Ubah arah 360 derajat segera.” Perwira itu mengatakan, kapal itu ditahan karena alasan keamanan. Iran mengklaim Stena Impero menghantam sebuah kapal nelayan.
Sejumlah pejabat Iran mengatakan, penyitaan kapal tanker itu merupakan tanggapan terhadap akasi Inggris yang menyita kapal supertanker Iran di Gribaltar. Kapal itu diyakini mengangkut 2 juta barel minyak mentah ke Suriah.
Hingga berita ini diturunkan, Iran masih terus menahan kapal tanker itu dan seluruh 23 awaknya. Inggris menyebut penyitaan Stena Impero sebagai tindakan bermusuhan. [ab/uh]