Para pemimpin dari Perancis dan Inggris minggu ini mengatakan bersiap-siap mendukung deklarasi kemerdekaan sepihak negara Palestina apabila perundingan damai tidak dimulai lagi hingga September ini-ketika Majelis Umum PBB mungkin membahas isu itu di New York.
Sikap itu diumumkan oleh Presiden Perancis, Nicholas Sarkozy dan PM Inggris David Cameron tampaknya meruntuhkan upaya PM Israel Benjamin Netanyahu meraih dukungan Eropa dalam pertemuan dengan kedua pemimpin negara tersebut dalam minggu ini.
Yossi Mekelberg, seorang analis Timur Tengah yang bekerja pada Chatham House dan Regent’s College di London mengatakan meskipun Eropa menginginkan perundingan damai, bisa saja berakhir dengan pengakuan negara Palestina berhubung tidak adanya pilihan lain. Ia mengatakan,“ Saya pikir kemungkinan ini meningkat dan lebih karena putus asa dibanding karena menginginkan pernyataan kemerdekaan yang sepihak.
Secara diplomatis lebih dari 110 negara telah mengakui negara Palestina. Termasuk beberapa anggota Uni Eropa seperti Polandia, Rumania dan Hungaria. Tetapi Uni Eropa belum menyatukan pendapat mengenai itu. Dalam pertemuan dengan pemimpin Palestina Mahmoud Abbas hari Kamis, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan dia menolak tindakan sepihak dari Palestina tersebut.
Mekelberg yang seorang analis tadi setuju. “Ini jauh dari yang diinginkan. Karena pada akhirnya Israel dan Palestina harus berunding. Dan saya menginginkan Uni Eropa lebih proaktif dalam memajukan perundingan bersama dengan Amerika," ujarnya.
Kesempatan untuk itu mungkin muncul bulan depan ketika Perancis akan mengadakan pertemuan donor bagi masa depan negara Palestina. PM Perancis Alain Juppe mengatakan pemerintahnya berharap menggunakan pertemuan ini sebagai landasan untuk memulai perundingan damai Timur Tengah.