Pihak berwenang Meksiko mengatakan, pada Kamis (18/5), bahwa mereka tengah berusaha mencari beberapa ratus orang, termasuk warga negara Amerika Serikat, yang berisiko terkena meningitis jamur, setelah menjalani perawatan medis di dekat wilayah perbatasan.
Pengumuman itu dikeluarkan sehari setelah Amerika Serikat memperingatkan bahwa dugaan infeksi jamur itu telah menyebabkan penyakit parah dan bahkan kematian di antara penduduk AS yang kembali dari Kota Matamoros, Meksiko.
Sekitar 400 orang kini tengah dilacak, di mana 80 orang di antaranya berasal dari Amerika Serikat, menurut menteri kesehatan negara bagian Tamaulipas, wilayah di mana Matamoros berada yang terletak di seberang perbatasan dari Brownsville, Texas.
"Mereka akan diperiksa untuk memastikan apakah mereka terjangkit," kata menteri Vicente Joel Hernandez kepada kantor berita AFP.
Dua klinik, River Side Surgical Center dan Clinica K-3, telah ditutup setelah seorang warga AS meninggal dan tujuh orang lainnya terinfeksi setelah menjalani perawatan di klinik tersebut, tambahnya.
Menurut pemerintah AS, para pelancong yang terpapar infeksi itu menjalani prosedur medis atau pembedahan, termasuk sedot lemak, yang melibatkan prosedur penyuntikan obat bius ke daerah di sekitar tulang belakang.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan untuk membatalkan prosedur apa pun yang melibatkan suntikan epidural di Matamoros, sampai masalah tersebut dapat diatasi.
Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, leher kaku, mual, muntah, kebingungan dan kepekaan terhadap cahaya. CDC menambahkan infeksi meningitis jamur tidak menular atau dapat berpindah dari orang ke orang.
Meksiko merupakan salah satu destinasi wisata kesehatan paling terkenal di dunia, di mana banyak warga AS yang menyeberangi perbatasan untuk menjalani sejumlah perawatan mulai dari perawatan gigi hingga bedah plastik dan juga pengobatan kanker. [ps/rs]
Forum