BATAM —
Menteri Koordinator bidang Ekonomi Chairul Tanjung pada Kamis (5/6) mempertanyakan komitmen Newmont Corp untuk menyelesaikan sengketa pajak ekspor mineral yang telah berjalan lima bulan, setelah para eksekutif perusahaan AS itu tidak menghadiri pertemuan di Jakarta minggu ini.
Chairul, yang memelopori pertemuan antara industri dan pemerintah dalam upaya memecahkan kebuntuan, juga mengatakan ia yakin Newmont melakukan "permainan" ketika mengatakan Selasa bahwa mereka akan segera menarik para pekerja tambang.
Newmont dan juga Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc - yang mencakup 97 persen hasil produksi tembaga Indonesia -- sedang bersengketa dengan pemerintah mengenai pajak ekspor yang diberlakukan Januari yang telah menghentikan ekspor-ekspor konsentrat tembaga.
"Newmont tidak datang. Apakah mereka tidak serius dalam menginginkan kerjasama dengan pemerintah Indonesia?" ujar Chairul pada kantor berita Reuters, di sela-sela kunjungan presiden ke Batam. "Harus ada kemauan dari kedua belah pihak."
Kemudian pada Kamis, Newmont mengumumkan akan meliburkan 80 persen pekerjanya di tambang Batu Hijau dengan gaji yang berkurang dan akan segera berlaku dan mendeklarasikan force majeure.
Para pejabat Newmon tidak dapat segera dimintai komentar.
Seorang juru bicara Newmont mengatakan CEO Gary Goldberg tidak diundang untuk ikut serta dalam pertemuan minggu ini.
Chairul mengatakan ia berharap sengketa cepat selesai, karena telah berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi, namun ia tidak memberikan jangka waktu.
Pada pertemuan Rabu, pemerintah mengatakan penambang tembaga sepakat secara prinsip untuk membayar pajak ekspor dengan pemahaman bahwa nilainya akan dikurangi seiring kemajuan perusahaan dalam rencana untuk membangun smelter atau pabrik pengolahan, sesuai dengan dorongan pemerintah untuk meningkatkan pemrosesan mineral di dalam negeri.
Chairlu mengatakan ia merasa yakin Newmont melakukan permainan. "Mereka mencoba mendorong pemerintah terlalu keras. Saya seorang pengusaha, saya tahu permainan yang dilakukan perusahaan," ujarnya. (Reuters)
Chairul, yang memelopori pertemuan antara industri dan pemerintah dalam upaya memecahkan kebuntuan, juga mengatakan ia yakin Newmont melakukan "permainan" ketika mengatakan Selasa bahwa mereka akan segera menarik para pekerja tambang.
Newmont dan juga Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc - yang mencakup 97 persen hasil produksi tembaga Indonesia -- sedang bersengketa dengan pemerintah mengenai pajak ekspor yang diberlakukan Januari yang telah menghentikan ekspor-ekspor konsentrat tembaga.
"Newmont tidak datang. Apakah mereka tidak serius dalam menginginkan kerjasama dengan pemerintah Indonesia?" ujar Chairul pada kantor berita Reuters, di sela-sela kunjungan presiden ke Batam. "Harus ada kemauan dari kedua belah pihak."
Kemudian pada Kamis, Newmont mengumumkan akan meliburkan 80 persen pekerjanya di tambang Batu Hijau dengan gaji yang berkurang dan akan segera berlaku dan mendeklarasikan force majeure.
Para pejabat Newmon tidak dapat segera dimintai komentar.
Seorang juru bicara Newmont mengatakan CEO Gary Goldberg tidak diundang untuk ikut serta dalam pertemuan minggu ini.
Chairul mengatakan ia berharap sengketa cepat selesai, karena telah berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi, namun ia tidak memberikan jangka waktu.
Pada pertemuan Rabu, pemerintah mengatakan penambang tembaga sepakat secara prinsip untuk membayar pajak ekspor dengan pemahaman bahwa nilainya akan dikurangi seiring kemajuan perusahaan dalam rencana untuk membangun smelter atau pabrik pengolahan, sesuai dengan dorongan pemerintah untuk meningkatkan pemrosesan mineral di dalam negeri.
Chairlu mengatakan ia merasa yakin Newmont melakukan permainan. "Mereka mencoba mendorong pemerintah terlalu keras. Saya seorang pengusaha, saya tahu permainan yang dilakukan perusahaan," ujarnya. (Reuters)