Organisasi Burung Indonesia melaporkan Indonesia memantapkan posisi sebagai negara dengan jumlah spesies burung endemis terbanyak di dunia yang mencapai 541 pada 2023, naik dari 534 pada 2022. Kenaikan spesies itu seiring dengan kenaikan jumlah total spesies burung di Indonesia.
Menurut data Organisasi Burung Indonesia, ada total 1.826 spesies burung di Indonesia pada 2023, naik dari 1.818 spesies pada 2022. Tahun ini, Indonesia sebenarnya mencatat penambahan 11 spesies baru. Namun, ada pengurangan sebanyak tiga spesies karena revisi taksonomi menunjukkan ketiganya tidak ada di dalam wilayah Indonesia.
“Revisi taksonomi burung masih menjadi faktor utama terjadinya penambahan spesies di Indonesia, diikuti dengan adanya deskripsi spesies baru. Hal ini sekaligus menambah pemahaman masyarakat tentang keanekaragaman spesies burung di Indonesia semakin membaik tiap tahunnya,” papar Ria Saryanthi, Conservation Partnership Adviser Burung Indonesia, dalam siaran pers yang diterima VOA, Jumat (9/6).
Menurut Ria, dari 11 spesies yang bertambah pada periode tahun ini, tujuh di antaranya memiliki persebaran yang terbatas di dalam wilayah Indonesia. Burung endemis Indonesia merupakan spesies burung yang hanya tersebar di dalam batas wilayah Indonesia.
Ketujuh burung tersebut antara lain ceret buru (endemis Pulau Buru), ceret seram (endemis Pulau Seram), Cikrak Sulawesi (endemis Pulau Sulawesi), kacamata wangi-wangi (endemis Pulau Wangi-wangi), kacamata Wakatobi (endemis Kepulauan Wakatobi) burung-madu wakatobi (endemis Kepulauan Wakatobi) dan cabai Flores (endemis Pulau Flores).
“Keseluruhan spesies tersebut terdapat di Wallacea dan dua di antaranya juga tersebar di wilayah Pulau Jawa, Bali dan Sumatra,” kata Ria. Wallacea merupakan kawasan biogeografis yang meliputi Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi dan Kepulauan Maluku.
Selain pertambahan 11 spesies baru, juga terdapat pengurangan sebanyak tiga spesies dari daftar burung di Indonesia yaitu burung Ibis putih (Eudocimus albus), bondol rawa (Lonchura malacca), dan dara-laut putih (Gygis alba) karena sebarannya tidak berada di wilayah Indonesia.
Rumah bagi 172 Spesies Burung Terancam Punah
Berdasarkan kompilasi data terbaru oleh Burung Indonesia, sebanyak 12 spesies burung di Indonesia mengalami perubahan status menjadi kategori dengan tingkat keterancaman yang lebih tinggi. Perubahan status yang paling signifikan dialami oleh burung Sikatan Cacing, yang naik dari status risiko rendah menjadi kritis atau paling berisiko mengalami kepunahan.
Sikatan cacing sebelumnya cukup dikenal di wilayah sebarannya di Pulau Jawa. Namun permintaan untuk perdagangan burung kicau telah mengakibatkan penurunan tajam pada populasinya dalam rentang 20 tahun terakhir. Meskipun populasi di dalam sangkar dianggap cukup besar, tetapi populasi liar di alam diperkirakan kurang dari 1.000 individu, atau bahkan kurang dari itu.
Secara akumulatif, Indonesia adalah rumah bagi 172 spesies burung yang terancam punah secara global. Namun, jumlah itu berkurang sebanyak lima spesies dari tahun sebelumnya. Sebanyak 91 spesies masuk dalam kategori Rentan, 49 spesies Genting, dan 32 spesies Kritis.
Burung-burung terancam punah tersebut tersebar di seluruh wilayah di Nusantara. Sumatera menjadi wilayah dengan proporsi sebaran burung terancam punah tertinggi, diikuti oleh Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Burung Indonesia mengungkapkan pada tahun ini setidaknya terdapat 10 spesies burung di Indonesia yang status keterancamananya belum dievaluasi karena dikategorikan sebagai spesies yang relatif baru dideskripsikan dan minim informasi.
Oleh karena itu, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian, pemantauan, dan penelusuran untuk mengisi kesenjangan pengetahuan tersebut. [yl/ft]
Forum