Dana Moneter Internasional (IMF), Minggu (9/2), mengatakan bahwa Pakistan telah memenuhi seluruh nilai performa kuantitatif yang menunjukkan bahwa ekonomi negara itu mulai membaik dan program reformasi masih berada di jalurnya.
Pakistan yang berpenduduk 180 juta jiwa menghadapi sejumlah hambatan ketika berupaya merestrukturisasi ekonominya dan mengambangkan cadangan mata uang asing yang sangat rendah, yang bernilai US$8,3 miliar.
Sementara berupaya memulihkan pengeluaran dan mengatur kembali tagihan subsidi yang tajam, para pejabat mengatakan penting agar reformasi ekonomi itu tidak merugikan jutaan warga Pakistan yang hidup dalam kemiskinan, dengan pendapatan kurang dari $2 per hari.
Pakistan menandatangani pinjaman bernilai $6,7 miliar dengan IMF September lalu untuk membangun kembali cadangan yang dimilikinya setelah selama dua tahun menipis, dan mendukung perubahan struktural guna mendorong investasi dan pertumbuhan.
Pinjaman itu diberikan enam tahun setelah pemberian dana talangan IMF yang terakhir. Pemberian dana talangan kali ini adalah untuk membayar kembali hutang pemerintah Pakistan kepada berbagai institusi sebanyak hampir $5 miliar.
Sebagai bagian dari perjanjian itu, IMF akan melakukan kajian secara berkala agar dewan eksekutif badan itu menyetujui pemberian angsuran dana talangan sebesar $550 juta selama tiga tahun.
Pakistan sudah melewati satu kajian ekonomi dan menerima dua angsuran dana talangan bernilai $1,1 miliar. Pemberian dana talangan ketiga baru akan disampaikan akhir Maret.
Untuk mengamankan pinjaman tersebut, Pakistan bertekad untuk memperbarui kebijakan ekonominya dengan meningkatkan pertumbuhan dan memulihkan stabilitas keuangan.Langkah-langkah ini bertujuan untuk menurunkan defisit, mengurangi kelangkaan listrik yang sangat luar biasa dan meningkatkan pajak.
Meskipun berhasil mencapai sejumlah kemajuan, Kepala Misi IMF di Pakistan Jeffrey Franks – dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Keuangan Pakistan Mohammad Ishaq Dar – kembali menekankan perlunya keseimbangan neraca pembayaran selama beberapa bulan.
IMF juga prihatin terjadinya kembali inflasi dalam beberapa bulan mendatang. Jeffrey Franks mengatakan IMF mendorong bank sentral Pakistan supaya lebih “waspada” dalam kebijakan moneternya untuk menjaga inflasi pada tingkat yang wajar.
IMF memperkirakan inflasi di Pakistan tahun ini akan mencapai 10 persen. Mohammad Ishaq Dar mengatakan pemerintah memperkirakan inflasi akan lebih dari 7,9 persen, tetapi tidak akan mencapai dua digit.
Pakistan yang berpenduduk 180 juta jiwa menghadapi sejumlah hambatan ketika berupaya merestrukturisasi ekonominya dan mengambangkan cadangan mata uang asing yang sangat rendah, yang bernilai US$8,3 miliar.
Sementara berupaya memulihkan pengeluaran dan mengatur kembali tagihan subsidi yang tajam, para pejabat mengatakan penting agar reformasi ekonomi itu tidak merugikan jutaan warga Pakistan yang hidup dalam kemiskinan, dengan pendapatan kurang dari $2 per hari.
Pakistan menandatangani pinjaman bernilai $6,7 miliar dengan IMF September lalu untuk membangun kembali cadangan yang dimilikinya setelah selama dua tahun menipis, dan mendukung perubahan struktural guna mendorong investasi dan pertumbuhan.
Pinjaman itu diberikan enam tahun setelah pemberian dana talangan IMF yang terakhir. Pemberian dana talangan kali ini adalah untuk membayar kembali hutang pemerintah Pakistan kepada berbagai institusi sebanyak hampir $5 miliar.
Sebagai bagian dari perjanjian itu, IMF akan melakukan kajian secara berkala agar dewan eksekutif badan itu menyetujui pemberian angsuran dana talangan sebesar $550 juta selama tiga tahun.
Pakistan sudah melewati satu kajian ekonomi dan menerima dua angsuran dana talangan bernilai $1,1 miliar. Pemberian dana talangan ketiga baru akan disampaikan akhir Maret.
Untuk mengamankan pinjaman tersebut, Pakistan bertekad untuk memperbarui kebijakan ekonominya dengan meningkatkan pertumbuhan dan memulihkan stabilitas keuangan.Langkah-langkah ini bertujuan untuk menurunkan defisit, mengurangi kelangkaan listrik yang sangat luar biasa dan meningkatkan pajak.
Meskipun berhasil mencapai sejumlah kemajuan, Kepala Misi IMF di Pakistan Jeffrey Franks – dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Keuangan Pakistan Mohammad Ishaq Dar – kembali menekankan perlunya keseimbangan neraca pembayaran selama beberapa bulan.
IMF juga prihatin terjadinya kembali inflasi dalam beberapa bulan mendatang. Jeffrey Franks mengatakan IMF mendorong bank sentral Pakistan supaya lebih “waspada” dalam kebijakan moneternya untuk menjaga inflasi pada tingkat yang wajar.
IMF memperkirakan inflasi di Pakistan tahun ini akan mencapai 10 persen. Mohammad Ishaq Dar mengatakan pemerintah memperkirakan inflasi akan lebih dari 7,9 persen, tetapi tidak akan mencapai dua digit.