Hakim di Mahkamah Pidana Internasional (ICC), pada Senin (10/2), secara resmi meminta Italia untuk menjelaskan mengapa negara itu membebaskan seorang pria Libya yang diduga melakukan penyiksaan, pembunuhan, dan pemerkosaan alih-alih mengirimnya ke Den Haag.
Polisi Italia menangkap Ossama Anjiem, yang juga dikenal sebagai Ossama al-Masri, bulan lalu. Tetapi, bukannya diekstradisi ke Belanda, tempat ICC bermarkas, Anjiem malah dipulangkan ke Libya dengan pesawat militer Italia.
“Persoalan ketidakpatuhan negara terhadap permintaan kerja sama untuk penangkapan dan penyerahan oleh pengadilan sedang ditangani oleh majelis yang berwenang,” kata juru bicara ICC Fadi El Abdallah dalam pernyataan.
Dalam pidatonya di parlemen minggu lalu, Menteri Kehakiman Italia Carlo Nordio membela keputusan untuk memulangkan al-Masri. Ia mengeklaim bahwa ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan yang bertentangan dan cacat.
Mahkamah, menurutnya, "menyadari bahwa telah terjadi kekacauan besar," kata Nordio kepada anggota parlemen.
Al-Masri ditangkap di Turin berdasarkan surat perintah ICC pada 19 Januari, sehari setelah ia tiba di negara itu dari Jerman untuk menonton pertandingan sepak bola. Pemerintah Italia mengatakan pengadilan banding Roma memerintahkan ia dibebaskan pada 21 Januari karena masalah teknis dalam cara surat perintah ICC dikirimkan, setelah awalnya melewati kementerian kehakiman Italia.
ICC mengatakan mereka tidak mengomentari proses peradilan nasional.
Penangkapan al-Masri menimbulkan dilema bagi Italia karena memiliki hubungan dekat dengan pemerintahan yang diakui secara internasional di Tripoli serta kepentingan energi di negara itu.
Menurut surat perintah penangkapan itu, al-Masri mengepalai Lembaga Reformasi dan Rehabilitasi cabang Tripoli. Itu adalah jaringan pusat penahanan terkenal yang dikelola Pasukan Pertahanan Khusus yang didukung pemerintah, yang bertindak sebagai unit polisi militer yang memerangi kejahatan tingkat tinggi termasuk penculikan, pembunuhan, serta migrasi ilegal. [ka/ns]
Forum