Tautan-tautan Akses

Harga Minyak Dunia Bertahan di Atas $70/Bbl Dipicu Isu Geopolitik


Los votantes Jim y Diane DiCarlo posan para una foto el día de las elecciones cerca de Dryland United Church of Christ en Lower Nazareth, Pensilvania, el 3 de noviembre de 2020.
Los votantes Jim y Diane DiCarlo posan para una foto el día de las elecciones cerca de Dryland United Church of Christ en Lower Nazareth, Pensilvania, el 3 de noviembre de 2020.

Harga minyak dunia naik, Selasa (27/3), dan bertahan di atas $70 per barel untuk tiga hari berturut-turut, dipicu oleh kekhawatiran ketegangan di Timur Tengah bisa mengganggu pasokan.

Harga naik pada saat pasokan dunia juga naik dengan cepat, hingga membuat para investors berhati-hati.

Kontrak berjangka minyak Brent naik 28 sen menjadi $70.40 per barel pada pukul 08.48 GMT. Sedangkan kontrak berjangka minyak Amerika, West Texas Intermediate, naik 19 sen menjadi $65.74 per barel pada Selasa.

Harga minyak sudah naik sebanyak 7 persen sepanjang bulan ini dan terkerek 5,3 persen sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.

Masalah geopolitik dan harapan bahwa negara-negara pengekspor minyak terbesar di dunia akan terus menjaga pasokan untuk mendorong harga Brent di atas $70 tahun ini, untuk kedua kalinya sejak akhir 2014. Tapi analis mengatakan kenaikan ini mungkin tidak bertahan lama.

"Reli harga minyak baru-baru ini telah mengejutkan karena faktor fundamentalnya tidak mendukung harga Brent untuk mendekati $70/barel. Pandangan ini berdasarkan pada kenyataan sederhana bahwa pertumbuhan pasokan minyak dari negara-negara non-OPEC akan melampaui kenaikan permintaan minyak dunia tahun ini," kata analis Tamas Varga dari PVM Oil Associates.

"Penguatan harga beberapa minggu terakhir karena dua faktor. Satu, tingkat produksi OPEC yang stabil, yang berujung pada penyesuaian yang sangat mengagumkan (dengan kesepakatan pemotongan pasokan). Kedua, perkembang pasokan dari sisi geopolitik di Venezuela, Libya dan Iran. Yang paling akut adalah Iran."

AS telah mengancam akan keluar dari kesepakatan nuklir yang ditandatangani Iran dengan enam negara pada 2015. Kesepakatan ini akan berakhir Mei tahun ini. Hal ini akan membuka peluang penerapan sanksi terhadap Teheran yang akan mengganggu ekspor minyak. [ft/dw]

Recommended

XS
SM
MD
LG