Harga minyak Brent menyentuh 71 dolar per barel pada perdagangan Kamis (25/1), untuk pertama kali sejak 2014, ditopang oleh pelemahan nilai tukar dolar dan penurunan cadangan minyak Amerika Serikat selama 10 minggu berturut-turut, kantor berita Reuters melaporkan.
Kontrak berjangka Brent, harga patokan minyak internasional, sempat mencapai 71,05 dolar per barel, harga tertinggi sejak awal Desember 204, sebelum turun menjadi 70,86 dolar pr barel. Namun masih naik 32 sen atau 0,5 persen dari penutupan terakhir.
Kontrak berjangka minyak AS, West Texas Intermediate, merangkak naik ke 66,35 dolar per barel, yang juga harga tertinggi sejak Desember 2014, sebelum turun jadi 66,14 dolar per barel. Harga ini masih 0.8 persen lebih tinggi dari penutupan sebelumnya.
Kedua harga minyak itu sudah naik hampir 60 persen sejak pertengahan tahun.
Pemotongan produksi minyak oleh Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) DAN Rusia, negara penghasil minyak terbesar di dunia, telah menopang kenaikan harga minyak.
“Kombinasi hal itu (pemotongan produksi), pelemahan nilai tukar dolar, dan berkurangnya cadangan minyak AS, mendorong harga (minyak mentah) untk naik,” kata Greg McKenna, kepala strategi pasar di perusahaan pialang kontrak berjangka, AxiTrader.
Cadangan minyak mentah Amerika Serikat turun 1,1 juta barel in pekan 19 Januari, menjadi 411,58 juta barel, menurut Badan Informasi Energi (EIA), Rabu (24/1). Ini level cadangan terendah sejak 2015 dan di bawah rata-rata lima tahunan sebanyak 420 juta barel.
Di pasar valuta asing, dolar Amerika diperdagangkan di level terendah sejak 2014 terhadap mata uang-mata uang utama. [fw/au]