Tautan-tautan Akses

Harga Komoditas Tertekan di Tengah Kekhawatiran Resesi AS


FILE - Suasana lantai perdagangan terbuka di Ring, London Metal Exchange (LME), London, 18 Februari 2016. (LEON NEAL / AFP)
FILE - Suasana lantai perdagangan terbuka di Ring, London Metal Exchange (LME), London, 18 Februari 2016. (LEON NEAL / AFP)

Kekhawatiran terhadap resesi AS memicu aksi jual global di pasar ekuitas, Senin (5/8) terhadap sejumlah komoditas, termasuk minyak, gas alam, logam, dan produk agrikultur, meski penurunannya bervariasi.

Harga komoditas terpukul dalam beberapa minggu terakhir, dipengaruhi oleh lesunya ekonomi China sebagai pembeli utama, dengan harga minyak mentah turun sekitar lima persen minggu lalu, harga tembaga mencapai level terendahnya dalam empat bulan di London Metal Exchange, dan harga jagung hampir menyentuh posisi terlemahnya sejak tahun 2020.

“Komoditas telah mengalami tekanan penjualan sepanjang bulan lalu, yang berarti telah terjadi momentum crash (penurunan tajam) yang saat ini menghantam saham,” ujar analis Saxo Bank, Ole Hansen.

Harga minyak mentah turun sekitar 1-1,5 persen pada Senin (8/5) dalam perdagangan yang fluktuatif. Penurunan ini lebih kecil dibandingkan indeks-indeks ekuitas utama yang terdampak kekhawatiran atas resesi AS. Potensi berkurangnya permintaan minyak juga diredam oleh stabilisasi harga di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Israel dan AS tengah bersiap menghadapi eskalasi yang semakin serius di Timur Tengah setelah Iran dan sekutunya, Hamas dan Hizbullah, bersumpah akan membalas Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas dan seorang komandan militer Hizbullah minggu lalu.

“(Faktor) geopolitik, misalnya kekhawatiran akan adanya gangguan pasokan dari Timur Tengah, dan tumbuhnya keyakinan bahwa OPEC tidak akan mengurangi pemangkasan (produksi) secara sukarela, menopang (harga) minyak dibandingkan dengan ekuitas,” ujar analis PVM, Tamas Varga, kepada kantor berita Reuters.

Harga tembaga anjlok lebih dari tiga persen ke posisi terendahnya dalam empat setengah bulan terakhir karena prospek permintaan yang memburuk di China dan AS, dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia, sehingga memicu aksi jual logam yang digunakan untuk sektor kelistrikan dan konstruksi itu.

Harga emas terbaru turun 2,7 persen.

“(Harga) emas relatif lebih baik daripada logam-logam lain ketika orang-orang khawatir akan resesi. Namun, emas juga akan berada di bawah tekanan karena orang-orang menjualnya untuk mempertahankan margin mereka di pasar-pasar lain,” ujar analis Liberum, Tom Price.

“Aksi jual besar-besaran di pasar ekuitas dunia dan pasar keuangan lainnya hari ini juga telah menekan harga gandum, jagung, dan kedelai karena adanya sentimen untuk menghindari risiko," ujar Matt Ammermann, manajer risiko komoditas StoneX. [br/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG