Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, menekankan kebutuhan mendesak akan aliran bantuan keamanan berkelanjutan untuk Ukraina dalam konferensi pers hari Rabu (17/1).
Kirby menguraikan kebutuhan mendesak akan beberapa sistem persenjataan dan mengakui bahwa pasokan amunisi yang ada terbatas karena tuntutan medan perang dan pergerakan Rusia.
Ketika ditanya wartawan mengenai pertemuan Presiden AS Joe Biden dengan Ketua DPR AS Mike Johnson dan pemimpin kongres lain dari Partai Republik pada Rabu sore, Kirby menegaskan bahwa fokus pertemuan itu adalah tentang Ukraina.
“Pertemuan ini menjadi kesempatan bagi presiden dan tim keamanan nasional untuk memastikan bahwa anggota kongres sepenuhnya paham tentang kebutuhan persenjataan yang mendesak dan postur militer Ukraina agar terus bergulir. Seperti diketahui, paket bantuan keamanan terakhir adalah 27 Desember. Sejak saat itu, belum ada lagi,” ungkap Kirby.
Biden telah meminta dana tambahan sebesar $61,4 miliar (sekitar Rp959,7 triliun) untuk membantu memasok senjata ke Ukraina dan mengisi kembali persediaan AS. Itu adalah bagian dari permintaan “tambahan” yang juga mencakup $14,2 miliar (sekitar Rp221,9 triliun) untuk Israel dan $13,6 miliar (sekitar Rp212,5 triliun) untuk perlindungan perbatasan. [rd/rs]
Forum