Garda Pantai Filipina mengecam manuver "berbahaya" yang dilakukan helikopter Angkatan Laut China pada Selasa (18/2) ketika helikopter tersebut terbang dalam jarak tiga meter dari pesawat pengintai yang membawa sekelompok jurnalis di Scarborough Shoal yang diperebutkan.
Seorang fotografer AFP yang ikut dalam penerbangan tersebut menggambarkan dia melihat helikopter itu membuntuti pesawat sebelum mendekati sayap kiri. Helikopter itu terbang cukup dekat hingga bisa melihat personel di dalam pesawat merekamnya.
Helikopter itu berada "sedekat tiga meter" dengan pesawat biro perikanan (BFAR), kata garda pantai Filipina dalam sebuah pernyataan. Pesawat tersebut terbang sekitar 213 meter di atas air dalam misi mengamati kapal-kapal China di daerah tersebut.
“Sekitar pukul 08.39, helikopter Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA-Angkatan Laut) … melakukan manuver penerbangan berbahaya ke arah pesawat BFAR. Tindakan sembrono ini menimbulkan risiko serius bagi keselamatan pilot dan penumpang selama penerbangan MDA,” kata garda pantai dalam pernyataannya.
Scarborough Shoal – rangkaian terumbu dan bebatuan berbentuk segitiga di Laut China Selatan – telah menjadi titik konflik antara kedua negara sejak China merebutnya dari Filipina pada 2012.
Insiden tersebut terjadi kurang dari seminggu setelah Australia menegur Beijing karena tindakan militernya yang "tidak aman", dan menuduh sebuah jet tempur China melepaskan suar dalam jarak 30 meter dari pesawat pengintai yang berpatroli di atas Laut China Selatan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China pada saat itu mengatakan pesawat Australia “dengan sengaja menyusup ke wilayah udara di sekitar Kepulauan Xisha China”, sebutan Beijing untuk Kepulauan Paracel, yang juga diklaim oleh Vietnam dan Taiwan.
China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan meskipun ada keputusan internasional pada 2016 yang menyimpulkan bahwa klaim tersebut tidak memiliki dasar hukum.
Scarborough Shoal, yang terletak 240 kilometer sebelah barat pulau utama Luzon di Filipina dan hampir 900 kilometer dari daratan utama China Hainan, telah berulang kali menjadi lokasi konfrontasi ketika Manila memasok kembali nelayan Filipina ke wilayah tersebut.
Pada Desember, Filipina mengatakan penjaga pantai China menembakkan meriam air dan “menyapu” kapal departemen perikanan pemerintah.
Manila dan Washington, telah memperdalam kerja sama pertahanan antara kedua negara sekutu itu sejak Presiden Filipina Ferdinand Marcos menjabat pada 2022 dan mulai menolak klaim China atas Laut China Selatan.[ft/rs]
Forum