Tautan-tautan Akses

Film 'Snowden' Lebih Fokus pada Dilema Psikologis


Aktor Joseph Gordon-Levitt menghadiri pemutaran perdana film "Snowden" di AMC Loews Lincoln Square di New York (13/9).
Aktor Joseph Gordon-Levitt menghadiri pemutaran perdana film "Snowden" di AMC Loews Lincoln Square di New York (13/9).

Film ini tidak memusatkan perhatian pada dampak pembocoran dokumen-dokumen rahasia itu.

Film berjudul “Snowden” buatan sutradara terkenal Oliver Stone menceritakan kisah kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA), Edward Snowden, dilihat dari kacamata kehidupan pribadinya.

Dalam film itu, Snowden, pakar komputer yang kini tinggal di Rusia, digambarkan dengan simpatik. Film ini tidak berpolemik tentang apakah keputusannya membocorkan dokumen rahasia pemerintah suatu hal yang baik atau buruk.

Kisahnya dimulai di Hong Kong pada tahun 2013, ketika Snowden bertemu di sebuah hotel dengan pembuat film Laura Poitras dan wartawan Glenn Greenwald serta Ewen MacAskill, untuk memberikan informasi rahasia tentang usaha pemantauan komunikasi global oleh NSA.

Tidak lama setelah pertemuan itu, nama Snowden menjadi terkenal di mana-mana. Dia dianggap pahlawan oleh banyak orang, dan pengkhianat oleh sebagian orang lainnya.

Film ini tidak memusatkan perhatian pada dampak pembocoran dokumen-dokumen rahasia itu.

Hampir 10 tahun sebelum ia membocorkan dokumen pemerintah tadi, Edward Snowden, yang diperankan oleh bintang film Joseph Gordon-Levitt, adalah anggota cadangan dalam Angkatan Darat Amerika.

Film itu menggambarkan Snowden sebagai seorang patriot yang ingin membantu negaranya. Tapi ia hanya jadi tentara selama beberapa bulan sebelum pindah karir dan bekerja sebagai analis komputer pada badan intelijen pusat Amerika (CIA).

Namun tidak lama kemudian, kepribadian dan prinsip-prinsip dasar yang diyakininya bentrok dengan kenyataan yang dihadapinya dalam pekerjaan di badan mata-mata Amerika itu. Setelah berhenti dari CIA ia bekerja pada Badan Keamanan Nasional, juga sebagai pakar komputer, dimana ia mendapati bahwa badan itu melakukan pemantauan rahasia atas orang-orang dan para pemimpin politik di seluruh dunia yang tidak ada kaitannya dengan aksi-aksi teroris.

Seperti film-filmnya yang terdahulu, “Platoon”, “Born on the 4th of July”, “JFK” dan “Nixon”, sutradara Oliver Stone yang pernah memperoleh hadiah Oscar, lebih tertarik mengungkap dilema psikologis yang dihadapi Snowden dan bukannya perkembangan politik yang diakibatkan pengungkapan dokumen-dokumen rahasia itu. [isa/sp]

XS
SM
MD
LG