Tautan-tautan Akses

FBI Sebut Korea Utara Dalang Pencurian Kripto Senilai $1,5 Miliar


Grafik harga mata uang kripto Ethereum di situs web Bybit terlihat di layar komputer di New York, 21 Februari 2025. (Foto: Patrick Sison/AP Photo)
Grafik harga mata uang kripto Ethereum di situs web Bybit terlihat di layar komputer di New York, 21 Februari 2025. (Foto: Patrick Sison/AP Photo)

FBI mengatakan TraderTraitor, yang juga dikenal sebagai Lazarus Group, berada di balik pencurian tersebut.

Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI) Rabu (26/2) menuduh Korea Utara berada di balik pencurian aset digital senilai $1,5 miliar minggu lalu yang disebut-sebut sebagai pencurian kripto terbesar dalam sejarah.

"(Korea Utara) bertanggung jawab atas pencurian aset virtual senilai sekitar $1,5 miliar dari bursa mata uang kripto, Bybit," kata FBI dalam pengumuman layanan publik.

Biro tersebut mengatakan sebuah kelompok bernama TraderTraitor, yang juga dikenal sebagai Lazarus Group, berada di balik pencurian tersebut.

FBI mengatakan bahwa mereka "bergerak dengan cepat dan telah mengubah beberapa aset yang dicuri menjadi Bitcoin dan aset virtual lainnya yang tersebar di ribuan alamat di beberapa blockchain."

"Diperkirakan aset-aset ini akan dicuci lebih lanjut dan akhirnya dikonversi menjadi mata uang fiat," imbuh FBI.

Lazarus Group naik daun satu dekade lalu ketika dituduh meretas Sony Pictures sebagai balas dendam atas "The Interview", sebuah film yang memparodikan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Program perang siber Korea Utara dimulai setidaknya sejak pertengahan 1990-an.

Sejak saat itu, program tersebut telah berkembang menjadi unit perang siber beranggotakan 6.000 orang yang dikenal sebagai Bureau 121 yang beroperasi dari beberapa negara, menurut laporan militer Amerika Serikat pada 2020. [ft/rs]

Recommended

XS
SM
MD
LG