Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan dalam pernyataan pada Sabtu (15/2) kembali berkomitmen secara "tegas" untuk mencapai "denuklirisasi menyeluruh" Korea Utara.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah Menteri Luar Negeri Amerika Marco Rubio bertemu untuk pertama kalinya dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul dan diplomat senior Jepang Takeshi Iwaya di sela-sela Konferensi Keamanan Munich pada Sabtu (15/2).
"Menteri Luar Negeri Amerika dan Korsel menegaskan kembali komitmen kuat mereka untuk mencapai denuklirisasi penuh Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB (UNSCR)," kata pernyataan tersebut.
"Mereka mengungkapkan keprihatinan serius dan menekankan perlunya upaya bersama untuk mengatasi program nuklir dan rudal DPRK, aktivitas siber berbahaya seperti pencurian mata uang kripto, serta meningkatnya kerja sama militer dengan Rusia," tambah pernyataan itu.
Mereka mengeluarkan "peringatan keras" bahwa segala bentuk provokasi atau ancaman terhadap wilayah mereka "tidak akan ditoleransi" serta berjanji untuk mempertahankan dan memperkuat sanksi internasional terhadap Pyongyang.
Mereka juga menegaskan komitmen untuk "segera menyelesaikan masalah penculikan, tahanan, tawanan perang yang belum dipulangkan, serta keluarga yang terpisah."
Korea Utara, yang terisolasi secara diplomatik dan ekonomi serta berada di bawah berbagai sanksi, terus menjalankan program senjata nuklirnya. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Amerika Serikat selama bertahun-tahun.
Presiden Donald Trump, yang pada masa jabatan pertamanya menggelar serangkaian pertemuan jarang terjadi dengan Kim Jong Un, mengatakan akan kembali menghubungi pemimpin Korea Utara itu dan menyebutnya sebagai "orang cerdas."
Meski Trump telah menempuh jalur diplomasi, Pyongyang menegaskan pada Januari bahwa program nuklirnya akan berlanjut "tanpa batas waktu."
Korea Utara juga menegaskan awal bulan ini bahwa mereka tidak akan mentoleransi "provokasi" dari Washington, merespons pernyataan Rubio yang menyebutnya sebagai "negara nakal" dalam sebuah wawancara radio.
Pyongyang juga mengecam kedatangan kapal selam nuklir Amerika di pangkalan angkatan laut Korea Selatan pada bulan ini, menyebutnya sebagai "tindakan militer yang bermusuhan."
Pertemuan puncak antara Trump-Kim di Hanoi pada 2019 gagal setelah negosiasi mengenai keringanan sanksi dan tawaran timbal balik dari Korea Utara menemui jalan buntu. [ah/ft]
Forum