Meskipun Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah melakukan upaya terbaik dalam 24 tahun terakhir, program nuklir Korea Utara jauh lebih maju dan lebih berbahaya dari sebelumnya, demikian diingatkan Perwakilan Tetap Amerika di PBB Duta Besar Nikki Haley.
Korea Utara menembakkan rudal ke wilayah udara Jepang. Rudal-rudal itu berkemampuan ICBM, dan kini mereka mengklaim telah menguji bom hidrogen.
"Ini sudah tidak lagi bisa diterima," ujar Duta Besar Haley. "Kita sudah melakukan pendekatan bertahap, dan walaupun kita berniat baik, semuanya tidak berhasil."
Setiap kali komunitas internasional terlibat dalam perundingan langsung dan multilateral dengan rezim Korea Utara, kita gagal mencapai denuklirisasi dari negara tersebut.
"Waktu untuk bersikap lunak di Dewan Keamanan sudah habis," ujar Duta Besar Haley. "Sudah saatnya menggunakan semua sarana diplomatik kita, sebelum terlambat. Kini kita harus sebisa mungkin melakukan tindakan-tindakan yang lebih tegas," desaknya.
"Penggunaan rudal berlebihan" oleh Kim Jong-Un, dan ancaman nuklirnya menunjukkan ia hendak berperang," ujar Duta Besar Haley. Tetapi, ia menekankan, "Amerika tidak pernah menginginkan perang." Pada saat sama, kesabaran Amerika
berbatas. "Kami akan membela sekutu dan wilayah kami," ia bertekad.
Duta Besar Haley mendesak sesama anggota Dewan Keamanan "agar melakukan semua cara diplomatik guna mengakhiri krisis ini."
"Hanya sanksi terkuat yang memungkinkan kita menyelesaikan masalah ini melalui diplomasi," ujarnya. "Kita sudah cukup lama melakukannya. Tidak ada lagi upaya yang tersisa."
Amerika akan melampaui PBB, menganggap setiap negara yang berbisnis dengan Korea Utara sebagai negara yang membantu niat nuklir Korea Utara yang sembrono dan berbahaya.
"Taruhannya sangat mahal, urgensinya sekarang," ujar Duta Besar Haley. "Langkah lunak dan perundingan yang gagal selama 24 tahun sudah cukup."[ka/jm]
