Tautan-tautan Akses

Doha Tolak Penyelidikan Israel yang Kaitkan Bantuan Qatar dengan Serangan Hamas


ILUSTRASI - Militan Hamas menghadiri pemakaman Marwan Issa, wakil komandan militer senior Hamas yang tewas dalam serangan udara Israel selama konflik antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza tengah, 7 Februari 2025.
ILUSTRASI - Militan Hamas menghadiri pemakaman Marwan Issa, wakil komandan militer senior Hamas yang tewas dalam serangan udara Israel selama konflik antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza tengah, 7 Februari 2025.

Qatar telah menjadi tuan rumah bagi kantor politik Hamas sejak 2012, dengan restu dari Amerika Serikat, tetapi memicu tuduhan bahwa Qatar mendukung militan Palestina, hal yang selalu dibantah Doha.

Qatar, Rabu (5/3) menepis apa yang disebutnya “tuduhan palsu” oleh badan keamanan dalam negeri Israel yang mengaitkan dana dari negara Teluk itu dengan kekuatan militer Hamas yang meningkat sebelum terjadinya serangan 7 Oktober 2023.

“Tuduhan palsu yang dikeluarkan badan keamanan Shin Bet yang mengaitkan bantuan Qatar dengan serangan 7 Oktober merupakan contoh lain pengalihan yang digerakkan oleh kepentingan pribadi dan pertahanan diri di dalam politik Israel,” kata Kantor Media Internasional Qatar dalam sebuah pernyataan.

Badan keamanan itu menerbitkan temuan-temuan dari penyelidikan internal pada hari Selasa yang mengakui kegagalannya sendiri dalam mencegah serangan lintas batas dari Gaza ke Israel selatan yang memicu perang 15 bulan di wilayah Palestina.

Laporan Shin Bet itu juga mengatakan “arus masuk dana Qatar dan pengirimannya ke sayap militer” merupakan “alasan utama menguatnya Hamas yang memungkinkannya melancarkan serangan,” menurut ringkasan eksekutifnya.

“Sudah diketahui dengan baik di Israel dan di kalangan internasional bahwa semua bantuan yang dikirim dari Qatar ke Gaza ditransfer dengan pengetahuan penuh, dukungan dan pengawasan pemerintahan Israel yang sekarang dan sebelumnya dan badan-badan keamanan mereka – termasuk Shin Bet,” kata pernyataan Qatar.

“Tidak ada bantuan yang pernah dikirim ke sayap politik atau militer Hamas,” lanjutnya.

Qatar telah menjadi tuan rumah bagi kantor politik Hamas sejak 2012, dengan restu dari Amerika Serikat, tetapi memicu tuduhan bahwa Qatar mendukung militan Palestina, hal yang selalu dibantah Doha.

Negara Teluk yang kaya minyak itu memainkan peran penting dalam mengamankan gencatan senjata yang rapuh di Gaza, dan bersama Amerika Serikat dan Mesir menjadi penengah antara Hamas dan Israel.

Sejak tahap pertama kesepakatan gencatan senjata berakhir pekan lalu, setelah situasi yang relatif tenang selama enam pekan yang mencakup pertukaran orang-orang Israel yang disandera dengan orang-orang Palestina yang ditahan, para pihak menghadapi kebuntuan mengenai kelanjutan gencatan senjata.

“Pada titik kritis ini, Shin Bet dan badan-badan keamanan Israel lainnya seharusnya berfokus pada menyelamatkan para sandera yang tersisa dan mencari solusi yang memastikan keamanan regional jangka panjang, bukannya melancarkan taktik pengalihan,” kata pernyataan dari Qatar.

“Klaim bahwa bantuan Qatar dikirim ke Hamas sama sekali keliru dan menjadi bukti bahwa para penuduh memiliki niat untuk memperpanjang perang,” lanjutnya.

Serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel menyebabkan kematian 1.218 orang, sebagian besar warga sipil, sedangkan pembalasan militer Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 48.405 orang, juga kebanyakan warga sipil, kata data dari kedua pihak. [uh/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG