Bank sentral China pada hari Minggu (29/9) menyatakan bahwa pihaknya akan meminta bank-bank di negara itu untuk menurunkan suku bunga hipotek untuk kredit rumah yang telah ada sebelum 31 Oktober, sebagai bagian dari kebijakan luas untuk mendukung pasar properti yang terpuruk di negara itu, menyusul ekonominya yang melambat.
Bank-bank komersial harus secara bertahap menurunkan suku bunga KPR yang ada menjadi setidaknya 30 basis poin di bawah Loan Prime Rate (LPR), suku bunga acuan bank sentral untuk KPR, menurut sebuah pernyataan yang dirilis oleh People's Bank of China (PBOC).
Hal itu diperkirakan akan memangkas suku bunga KPR yang ada rata-rata hingga sekitar 50 basis poin.
Di China, sejumlah kebijakan, termasuk pengurangan rasio DP (uang muka) dan suku bunga KPR telah diperkenalkan tahun ini untuk mendukung pasar properti China yang sedang dilanda krisis.
Namun, langkah-langkah stimulus tersebut tidak serta-merta meningkatkan penjualan atau meningkatkan likuiditas di pasar yang dijauhi oleh para pembeli, sehingga tetap menjadi hambatan besar bagi pertumbuhan ekonomi China yang lebih luas.
Selain upaya tersebut, pemerintah kota Guangzhou pada hari Minggu (29/9) mengumumkan pencabutan semua pembatasan pembelian rumah, sementara pemerintah kota Shanghai dan Shenzhen menyampaikan bahwa mereka akan melonggarkan pembatasan pembelian rumah oleh pembeli non-lokal dan menurunkan rasio DP minimum untuk pembeli rumah pertama menjadi setidaknya 15%.
Kantor berita Reuters sebelumnya melaporkan pada Jumat lalu (27/9) bahwa Shanghai dan Shenzhen berencana untuk mencabut pembatasan-pembatasan utama yang tersisa demi menarik pembeli potensial.
Pengumuman pada hari Minggu tersebut disampaikan setelah China pada Selasa (24/9) mengumumkan stimulus terbesarnya sejak pandemi COVID-19 untuk menarik ekonomi negara itu dari deflasi. [br/jm]
Forum