Polisi di Ibu Kota Thailand menggunakan meriam air, gas air mata dan peluru karet pada Sabtu (20/3) malam untuk membubarkan protes pro-demokrasi yang menyerukan pembebasan para aktivis yang ditahan, perubahan konstitusi dan reformasi monarki di negara itu.
Kantor berita Associated Press melaporkan aksi yang diadakan di luar Istana Bangkok itu merupakan kelanjutan dari protes-protes pelajar yang dimulai tahun lalu dan telah mengguncang pemerintahan tradisional Thailand, yang sangat menentang perubahan, terutama terkait monarki.
Penyelenggara protes mengatakan awalnya para demonstran berencana melemparkan pesawat-pesawat kertas bertuliskan pesan-pesan ke arah Istana.
Hampir 1.000 demonstran menembus penghalang yang terbuat dari kontainer kapal di luar Istana. Polisi di balik kontainer-kontainer itu melepaskan tembakan peringatan, kemudian menembakkan meriam air dan peluru karet. Polisi memukul mundur massa, tapi bentrokan-bentrokan kecil terjadi hingga akhirnya massa bubar pada pukul 22.00 .
Juru bicara polisi Kolonel Kissana Phathanacharoen mengatakan sedikitnya enam polisi terluka dan sekitar lima pengunjuk rasa ditahan. Dinas darurat Erawan mengatakan sebelas orang dibawa ke rumah sakit.
Kissana mengatakan polisi telah memperingatkan sebelumnya bahwa aksi itu ilegal, tapi para demonstran tetap melanjutkan aksi mereka. [vm/ft]