Tautan-tautan Akses

Biden Peringatkan Pemimpin Rusia Terkait Langkahnya di Ukraina 


Presiden Amerika Joe Biden di Gedung Putih, Washington, 19 Januari 2022. (REUTERS/Kevin Lamarque)
Presiden Amerika Joe Biden di Gedung Putih, Washington, 19 Januari 2022. (REUTERS/Kevin Lamarque)

Presiden Joe Biden mengakhiri tahun pertama jabatannya, saat ketegangan dengan Rusia mencapai puncaknya. Ia memperingatkan Putin untuk memilih resolusi diplomatik dan tidak menyerang negara tetangganya Ukraina - pesan yang juga disampaikan menteri luar negerinya di Kyiv minggu ini.

Ketika presiden Amerika berbicara pada malam tahun pertamanya menjabat, ada satu negara yang membayangi.

“Rusia akan dimintai pertanggungjawaban jika menyerang. Dan itu tergantung pada apa yang dilakukannya. Lain halnya jika serangan kecil dan kita kemudian harus berjuang tentang apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan, dan lain-lain. Tetapi jika mereka benar-benar melakukan apa yang mereka mampu lakukan dengan kekuatan yang dikerahkan di perbatasan, itu akan menjadi bencana bagi Rusia, kalau mereka menginvasi Ukraina lebih jauh. Dan sekutu serta mitra kita siap untuk memberikan dampak parah dan kerugian yang nyata pada Rusia dan ekonomi Rusia,” jelasnya.

Selama berminggu-minggu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengerahkan puluhan ribu tentara di sepanjang perbatasan Ukraina dalam apa yang digambarkan Ukraina dan AS sebagai ancaman jelas.

Kedua presiden berbicara dua kali melalui telepon pada bulan Desember, dan pekan lalu, tim diplomatik bertemu di tiga ibu kota Eropa untuk mencoba meredakan situasi.

VOA berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Kyiv, di mana ia bertemu dengan para pemimpin Ukraina minggu ini untuk menunjukkan dukungan.

“Kita telah menawarkan kepada Rusia pilihan yang jelas, pilihan antara mengupayakan dialog dan diplomasi pada satu sisi atau konfrontasi dan konsekuensi pada sisi lain. Dan kita baru saja terlibat dalam serangkaian hubungan diplomatik yang intensif dengan Rusia, secara langsung di antara kita melalui dialog stabilitas strategis di NATO, dengan Dewan NATO Rusia di OSCE, Organisasi untuk Kerjasama Keamanan di Eropa, dan harapan saya tetap bahwa Rusia akan menempuh jalur diplomatik itu. Ini jelas lebih disukai,” jelas Antony Blinken.

Para pengecam Biden di Kongres mengatakan ia harus tegas dengan Putin. “Fokusnya sekarang haruslah menghentikan invasi. Tidak membicarakan apa yang terjadi setelahnya. Apa yang terjadi setelahnya sebenarnya tidak bisa diperdebatkan. Rusia akan menang jika mereka menyerang. Setelah itu, dampaknya akan menjadi sangat sulit, seperti yang mereka jumpai di tempat lain. Menduduki suatu negara sangat sulit. Mahal dalam darah dan harta. Presiden Biden sudah menunjukkan hal itu kepada Presiden Putin. Itulah hal yang perlu digarisbawahi saat kita melangkah maju,” jelas Sen. James Risch.

Jeremi Suri, profesor sejarah di University of Texas di Austin, mengatakan bahwa Biden belajar dari Perang Dingin dalam hal berkomunikasi dengan Rusia.

“Salah satu pelajaran dari Perang Dingin adalah kita harus jelas di mana sikap kita sehingga tidak ada salah persepsi. Jadi, saya kira penting bagi Biden untuk memastikan bahwa Vladimir Putin tidak meremehkan tekad Amerika. Tetapi ia juga menunjukkan bahwa Amerika memiliki tujuan yang terbatas. Tujuan kita bukanlah membawa Ukraina ke NATO dalam waktu dekat, tetapi kita tidak akan membiarkan kekuatan eksternal mendikte masa depan NATO. Jadi, saya kita memiliki sikap yang jelas itu penting,” kata Jeremi Suri.

Jadi, apa yang terjadi sekarang pada dua kekuatan besar ini? Blinken hari Jumat bertemu dengan mitranya dari Rusia untuk putaran diplomasi lainnya.

Sementara itu, Biden mengatakan, Putin bisa memutuskan langkah selanjutnya sementara Ukraina mengamati dan menunggu. [my/ka]

XS
SM
MD
LG