Tautan-tautan Akses

Menlu AS Peringatkan Tindakan Terhadap Rusia Jika Moskow Serang Ukraina


Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Bandara Berlin Brandenburg, di Berlin, Jerman, 20 Januari 2022. (Foto: Alex Brandon via REUTERS)
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Bandara Berlin Brandenburg, di Berlin, Jerman, 20 Januari 2022. (Foto: Alex Brandon via REUTERS)

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berada di Berlin untuk berkonsultasi dengan sekutu-sekutu penting pada Kamis (20/1) mengenai situasi di perbatasan Rusia-Ukraina, sementara ia bersiap-siap melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian serta Menteri Urusan Timur Tengah dan Afrika Utara James Cleverly, sebelum berpidato mengenai krisis di Ukraina.

Presiden AS Joe Biden dalam konferensi pers pada Rabu (19/1) mengatakan bahwa menurutnya Rusia akan menginvasi Ukraina, seraya menegaskan kembali peringatan kepada pemimpin Rusia Vladimir Putin bahwa tindakan semacam itu akan dihadapkan pada berbagai konsekuensi, seperti sanksi-sanksi ekonomi.

Rusia telah membantah berniat menyerang Ukraina, dan meminta jaminan keamanan seperti Ukraina tidak bergabung dengan NATO.

Blinken dijadwalkan membahas situasi itu dengan Lavrov di Jenewa hari Jumat, persinggahan ketiganya dalam lawatan yang diatur dalam waktu singkat, di mana ia telah menyatakan keinginan kuat AS untuk mencari solusi diplomatik bagi konflik tersebut.

Blinken menyampaikan pesan itu pada Rabu di Kiev. Ia mengatakan kepada VOA bahwa AS dan sekutu-sekutunya akan menanggapi “dengan kuat dan tegas” terhadap agresi militer Rusia lebih lanjut terhadap Ukraina, tetapi ia berharap Moskow akan mengupayakan jalur diplomatik.

“Kami telah menawari Rusia pilihan yang jelas, pilihan antara mengejar dialog dan diplomasi di satu sisi, atau konfrontasi dan konsekuensi di sisi lain,” kata Blinken dalam wawancara dengan Kepala Biro Eropa Timur VOA Myroslava Gongadze.

Sebelumnya dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, Blinken mengatakan “Rusia telah meningkatkan ancamannya dan menghimpun hampir 100 ribu tentara di perbatasan Ukraina, yang dapat digandakan dalam waktu relatif singkat.” Blinken menambahkan bahwa pengiriman bantuan material AS ke Ukraina masih berlangsung, dengan pengiriman lainnya dijadwalkan “dalam beberapa pekan mendatang.”

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, duduk di meja dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, kanan, selama pertemuan mereka di Kantor Kepresidenan di Kyiv, Ukraina, 19 Januari 2022. (Foto: AP)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, duduk di meja dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, kanan, selama pertemuan mereka di Kantor Kepresidenan di Kyiv, Ukraina, 19 Januari 2022. (Foto: AP)

“Apabila Rusia melanjutkan dengan niat agresif dan mengulangi agresinya dan menginvasi Ukraina, kami akan memberikan material tambahan di luar” dari apa yang disiapkan sekarang, kata Blinken.

Kuleba mengatakan “Ukraina yang kuat merupakan alat terbaik untuk mencegah Rusia,” seraya menambahkan penting sekali untuk memberitahu Rusia “setiap hari” bahwa negara itu akan menghadapi “sanksi-sanksi sangat kuat” jika Moskow memilih untuk melanjutkan agresi terhadap negara tetangganya itu.

Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS Rabu mengatakan kepada wartawan bahwa Gedung Putih bulan lalu menyetujui bantuan keamanan defensif tambahan bernilai 200 juta dolar untuk Ukraina.

“Bersyukur atas dukungan politik dan keamanan AS. Mengandalkan peningkatan kerja sama ekonomi dan keuangan. Saya yakin tidak akan ada keputusan mengenai Ukraina tanpa Ukraina,” tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dalam sebuah cuitan.

Sebelumnya pada hari Rabu, Blinken menegaskan kembali dukungan AS untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina dalam pertemuannya dengan Zelenskiy, seraya menambahkan “terserah rakyat Ukraina dan bukan siapa pun lainnya untuk memutuskan masa depan mereka sendiri dan masa depan negara ini.”

Penambahan pasukan Rusia di perbatasan timur Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Moskow sedang merencanakan aksi militer terhadap negara tetangganya, yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet pimpinan Rusia. Rusia merebut Semenanjung Krimea dari Ukraina pada tahun 2014.

Lawatan Blinken itu menyusul pembicaraan di Jenewa pekan lalu antara para pejabat Rusia dan AS yang bertujuan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai Ukraina dan isu-isu keamanan lainnya. Tidak ada kemajuan yang dilaporkan dari pembicaraan itu. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG