Presiden Amerika Joe Biden pada Rabu (19/1) mengakui tahun pertama masa jabatannya telah mencapai kemajuan besar dan sekaligus menghadapi “tantangan.” Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers pertamanya di Gedung Putih pada tahun 2022.
Biden memulai dengan menggembar-gemborkan sejumlah keberhasilan yang dicapai pemerintahannya dalam satu tahun terakhir. Ia mencontohkan peningkatan jumlah orang Amerika yang ditelah divaksinasi vaksin COVID-19 untuk mencegah perebakan virus corona. Ia juga mencatat penurunan jumlah pengangguran.
Biden mengatakan seharusnya lebih banyak uji COVID-19 dilakukan pada awal pandemi, “tetapi kami akan melakukannya lebih banyak lagi sekarang.” Hari Rabu 19 Januari ini menandai hari di mana orang Amerika dapat mulai memesan uji COVID-19 di rumah secara gratis.
Konferensi pers Biden dilangsungkan ketika dua bagian penting agendanya terhenti di Kongres, sementara pandemi COVID-19 masih mendatangkan bencana di dalam dan luar Amerika.
Tingkat popularitas Biden dalam berbagai jajak pendapat terus menurun sejak penarikan mundur pasukan Amerika dari Afghanistan pertengahan September lalu yang kacau. Dalam jajak pendapat oleh Universitas Quinnipiac yang dirilis minggu lalu peringkat persetujuan atas kebijakan Biden hanya mencapai 33 persen.
Peringkat popularitas presiden yang rendah ini diperburuk dengan persepsi tentang penanganan yang dilakukan pemerintahnya terhadap pandemi virus corona, yang sudah memasuki tahun ketiga, meskipun kampanye vaksinasi dilakukan dengan intensif.
Pakar-pakar kesehatan masyarakat mengkritisi pemerintah karena gagal mengantisipasi munculnya varian delta dan omicron, serta gagal meningkatkan kapasitas uji COVID-19 – termasuk menyediakan alat uji yang cepat bagi semua orang Amerika.
Meskipun Biden berhasil mengarahkan Kongres untuk meloloskan paket satu triliun dolar untuk menopang pembangunan infrastruktur, upayanya untuk mengamankan bagian terakhir jaring pengaman sosial “Build Back Better” dan paket untuk mengatasi dampak perubahan iklim bernilai 1,8 triliun dolar di Senat telah ditentang oleh anggota dari Partai Demokrat sendiri. Joe Manchin, senator dari negara bagian West Virginia memegang posisi kritis di Senat yang terbagi rata.
Kantor berita Reuters melaporkan Gedung Putih sedang mempersiapkan versi baru “Build Back Better” yang dapat memangkas beberapa pendanaan, seperti kredit pajak untuk anak dan cuti keluarga berbayar, sehingga mendapat dukungan Manchin.
Manchin dan seorang senator lain di Partai Demokrat, Kyrsten Sinema dari negara bagian Arizona, juga memblokir pengesahan dua RUU hak pilih yang didukung Biden. Keduanya menolak mengubah aturan Senat sejak lama yang mensyaratkan dukungan 60 anggota dewan yang beranggotakan 100 orang untuk meloloskan RUU itu.
Menurut data yang dikumpulkan Universitas California di Santa Barbara, konferensi pers hari Rabu ini adalah yang kesepuluh selama satu tahun pertama Biden, jauh lebih sedikit dibanding pendahulu-pendahulunya, terutama sejak era George HW Bush. [em/rs]