Saksi mata mengatakan bentrokan pecah antara demonstran yang pro- dan kontra-pemerintah di berbagai wilayah Sana’a. Mahasiswa terlihat menggerakkan aksi itu di banyak tempat, meluas ke seluruh ibukota setelah pendukung pemerintah memblokir pintu gerbang Universitas Sana’a.
Hakim Almasmari, redaktur kepala surat kabar Yemen Post, mengatakan banyak orang cedera ketika kelompok-kelompok demonstran itu baku hantam dekat alun-alun Sana’a. “Bentrokan hebat terjadi hari ini di Sana’a, di mana ratusan demonstran pro-pemerintah bentrok dengan ribuan demonstran anti-pemerintah.
Bentrokan itu terjadi di hampir semua jalan di wilayah barat Sana’a. Ribuan pemrotes baku hantam dengan bersenjatakan batu. Sedikitnya 80 demonstran anti-pemerintah dan 15 lainnya yang pro-pemerintah cedera. Ketegangan meningkat dan sekarang demonstrasi terjadi di sembilan provinsi lainnya,” paparnya.
Menurut laporan, polisi turun tangan di beberapa tempat selama berlangsungnya demonstrasi, melepaskan tembakan ke udara. Demonstran saling melempar batu dan botol, dan banyak yang mengacung-acungkan pentungan, tongkat dan pisau.
Televisi Al Jazeera menayangkan bentrokan di Taiz dan Aden, melaporkan bentrokan lebih jauh terjadi di Hodeida dan Lahaj.
Satuan Tentara Yaman dan Pengawal Republik dilaporkan dikirim ke Taiz dan Aden. Kelompok separatis Yaman selatan menyerukan pemisahan diri dari pemerintahan pusat, sementara demonstran di lain tempat menuntut pengunduran diri Presiden Ali Abdallah Saleh.
Pakar Yaman pada Universitas Princeton, Gregory Johnsen, mengatakan demonstrasi yang terjadi di Yaman utara dan selatan punya tujuan berbeda. Ia menjelaskan, "Tujuan demonstrasi yang terjadi mulai dari Aden, Taiz, sampai ke Sana’a berlainan. Demonstrasi yang terjadi di Sana’a, yang banyak diliput wartawan, nampaknya kecil, sementara di Taiz demonstrasi lebih besar dan berjalan damai, dan di Aden, di mana demonstrasi telah berlangsung dalam beberapa tahun belakangan, mereka menyerukan pemisahan diri, tidak menuntut penggulingan rejim atau agar Presiden Saleh mundur. Jadi, semuanya sama sekali berbeda.”
Johnsen mengatakan tidak jelas apakah “kelompok-kelompok oposisi dan demonstran yang berbeda ini dapat bersatu seperti yang terjadi di Mesir dan Tunisia, dengan hanya memusatkan perhatian pada presiden”.
Demonstran menuntut pengunduran diri Presiden Saleh, yang telah berkuasa sejak 1978. Ia baru-baru ini menyatakan tidak akan ikut pemilihan presiden lagi setelah masa jabatannya habis tahun 2013.