Media Barat begitu ingin menjelaskan dalam istilah geopolitik yang luas mengapa Ukraina penting, sehingga mereka seperti berkhotbah kepada orang-orang yang bertobat.
Keinginan itu mungkin didasari pada kekhawatiran bahwa para pembaca dan penonton mungkin berpikir nasib negara yang jauh di timur, jauh dari Eropa Barat itu tidak memiliki arti penting bagi mereka. Hasil jajak pendapat yang dilakukan untuk Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa, dan terbit minggu lalu, menunjukkan orang Eropa mungkin mengalami "kebangkitan geopolitik."
Analis di sebuah think tank (lembaga riset) pan-Eropa mengatakan orang-orang Eropa terutama bersatu dalam tiga gagasan utama.
Mereka yang disurvei mengidentifikasi ancaman Rusia sebagai masalah, tidak hanya untuk Ukraina tetapi juga untuk keamanan benua Eropa secara keseluruhan. Mereka takut Rusia memang berencana menyerang Ukraina, meskipun Kremlin menyangkal dan menertawakan kecemasan Barat. Mereka ingin NATO dan Uni Eropa menanggapi krisis ini.
Namun, mereka tetap kurang bersatu tentang risiko yang harus ditanggung negara untuk membela Ukraina. Mereka juga tidak sepakat soal pengorbanan apa yang siap mereka derita, dengan semakin nyatanya perpecahan timur-barat. Orang Polandia, Rumania, dan Swedia tampak lebih bersedia untuk berkorban dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di Barat, meskipun hasil survei menunjukkan orang Eropa secara keseluruhan siap akan kemungkinan masuknya sejumlah besar pengungsi perang, harga bahan bakar yang jauh lebih tinggi, pembalasan Rusia atas sanksi ekonomi Barat dan kekacauan akibat serangan siber yang diarahkan Kremlin.
Survei dilakukan di Finlandia, Prancis, Jerman, Italia, Polandia, Rumania, dan Swedia. Jumlah penduduk di negara-negara itu total hampir dua pertiga populasi Uni Eropa. Lebih dari setengah dari mereka yang disurvei setuju bahwa Rusia merupakan ancaman bagi Eropa secara keseluruhan. [ka/lt]