Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat bagi negara-negara berkembang di kawasan Asia Timur dan Pasifik karena pandemi COVID-19.
Sebuah laporan yang dikeluarkan bank itu hari Selasa (28/9) menyatakan, sementara ekonomi China diperkirakan tumbuh 8,5 persen pada tahun 2021, wilayah lain di kawasan hanya akan tumbuh 2,5 persen, turun dari perkiraan Bank Dunia 4,4 persen pada April lalu.
Manuela Ferro, wakil presiden Bank Dunia untuk wilayah Asia Timur dan Pasifik, mengatakan, pemulihan ekonomi kawasan dari pandemi “menghadapi perubahan peruntungan.”
Menurut laporan itu, wabah COVID-19 yang terus terjadi kemungkinan besar akan mengganggu pertumbuhan dan meningkatkan ketimpangan di seluruh kawasan.
Bank Dunia mendesak pemerintah negara-negara di kawasan untuk meningkatkan upaya tes dan pelacakan untuk membendung perebakan virus, meningkatkan produksi vaksin di kawasan dan memperkuat sistem kesehatan masing-masing.
Bank Pembangunan Asia (ADB) yang berbasis di Manila mengeluarkan laporan terpisah pekan lalu yang memprediksi ekonomi negara-negara berkembang di kawasan ini kemungkinan besar akan tumbuh dengan laju yang lebih lambat daripada yang diharapkan pada tahun 2021 karena wabah COVID-19 masih terus berlangsung dan upaya vaksinasi yang lamban.
ADB juga memprediksi bahwa ekonomi di Asia Tenggara akan tumbuh hanya 3,1 persen tahun ini. Bank tersebut juga memprediksi pertumbuhan 4,4 persen dalam prospek ekonomi yang dikeluarkannya April lalu. [uh/lt]