Yordania pada Minggu (9/3) menjadi tuan rumah pertemuan dengan para pejabat negara-negara tetangga Suriah untuk membahas keamanan, rekonstruksi dan kembalinya para pengungsi Suriah secara sukarela.
Pertemuan ini dihadiri oleh menteri luar negeri, menteri pertahanan, kepala staf dan direktur intelijen dari Suriah, Irak, Lebanon, Turki dan Yordania.
Kerja sama mengenai tantangan regional dan keamanan, seperti penyelundupan narkoba dan senjata lintas batas serta pemberantasan terorisme, juga dibahas.
Kementerian Luar Negeri Yordania mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa pertemuan itu akan difokuskan pada dukungan atas rekonstruksi Suriah untuk menjaga persatuan dan stabilitasnya.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengutuk di akun X-nya upaya untuk memicu kekacauan dan pertikaian di Suriah dan mendorongnya ke arah konflik.
"Kami mengutuk semua upaya, kelompok, dan intervensi asing yang menargetkan keamanan, kedaulatan, dan perdamaian Suriah," kata Safadi seraya menambahkan "kami mendukung pemerintah Suriah dalam semua tindakan yang diambilnya untuk melindungi stabilitas Suriah dan keselamatan rakyatnya, serta untuk menjaga hukum dan perdamaian sipil.”
Kelompok pemantau HAM Suriah yang berkantor di Inggris mengatakan jumlah korban tewas dari bentrokan dua hari antara pasukan keamanan Suriah dan loyalis presiden terguling Bashar Assad, dan pembunuhan balas dendam yang terjadi setelahnya, meningkat menjadi lebih dari 1.000 orang – termasuk hampir 750 warga sipil. Insiden ini menjadikan salah satu aksi kekerasan yang paling menelan korban jiwa sejak berkecamuknya perang saudara Suriah 14 tahun lalu.
Kelompok mengatakan selain 745 warga sipil, 125 anggota pasukan keamanan pemerintah dan 148 militan dari kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Assad juga tewas. [em/ka]
Forum