Upaya kedua untuk mengangkat badan pesawat AirAsia yang jatuh ke laut gagal, Minggu (25/1), saat puing-puing itu kembali jatuh ke dasar laut ketika tali baja yang mengaitkannya dengan balon-balon pengangkat putus.
Juru bicara Angkatan Laut, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir mengatakan, arus yang kuat adalah kendala utama. Tali itu telah dikencangkan dan dikaitkan ke kapal, namun kembali putus ketika badan pesawat diangkat.
"Kita tidak dapat melawan alam. Mudah-mudahan cuaca dapat berubah dan kondusif," ujarnya.
Upaya pada Sabtu gagal karena balon-balon pengangkat kempes. Para penyelam mencapai badan pesawat untuk pertama kalinya Jumat. Sebagian besar korban diyakini masih berada di dalamnya.
Mahanan mengatakan para penyelamat mendapati satu mayat lagi Minggu yang mengapung ketika badan pesawat diangkat.
Secara total suda 70 mayat yang berhasil ditemukan dari pesawat bernomor penerbangan 8501, yang jatuh pada 28 Desember dengan 162 orang di dalamnya ketika terbang dari Surabaya ke Singapura.
Puluhan penyelam angkatan laut telah melawan arus kuat dan daya pandang yang buruk sementara mencoba mengangkat badan pesawat dari kedalaman 30 meter di perairan Laut Jawa. Kokpit telah ditemukan sekitar 500 meter dari badan pesawat dan mayat pilot dan ko-pilot diyakin ada di sana.
Cuaca buruk diduga adalah faktor penyebab jatuhnya pesawat. Para pilot meminta izin untuk naik namun pengatur lalu lintas udara tidak memperbolehkannya karena lalu lintas udara yang padat. Pesawat itu menghilang tidak lama kemudian.
Pihak berwenang telah menghapus kemungkinan adanya sabotase dan mengatakan laporan pendahuluan mengenai kecelakaan tersebut akan diserahkan ke Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) minggu ini. (AP)