LOS ANGELES —
Produksi pangan global harus siap menghadapi peningkatan tersebut. Sebuah studi terbaru tentang kedelai, salah satu hasil pangan utama dan sumber protein, sepertinya akan menjadi satu cara untuk memecahkan krisis pangan global melalui kecanggihan komputer.
PBB memprediksi produksi pangan harus meningkat sebanyak 70 persen guna memenuhi kebutuhan populasi dunia yang semakin kaya dan tinggal di perkotaan. Presiden Yayasan Penghargaan Pangan Dunia yang juga pernah menjabat sebagai Duta Besar AS di Kamboja, Kenneth Quinn, menganggap hal ini sebagai tantangan terberat dalam catatan sejarah.
“Mulai sekarang hingga 2050, penduduk dunia akan melonjak hingga 2 milyar, lalu bagaimana kita bisa memproduksi pangan yang cukup untuk mereka?” tanya Quinn.
Sains adalah salah satu solusinya. Sebuah studi yang dipimpin oleh Darren Drewry dari NASA Jet Propulsion Laboratory, sedang berusaha mencari kedelai super. Model rekaan komputer dapat menciptakan satu tanaman yang lebih produktif dan mampu memantulkan cahaya balik ke angkasa untuk mengurangi efek pemanasan global, serta tidak mengkonsumsi banyak air.
Tanaman dengan kemampuan di atas akan sulit didapat, namun dengan menggunakan data dari tumbuhan kedelai, model rekaan komputer dapat merekonstruksi sifat tanaman melalui susunan daun, kepadatan daun, dan sudut daun menghadap ke matahari.
“Itulah hal terpenting yang kami temukan di sini, beberapa tujuan yang kami duga secara intuitif ternyata saling terkait, kita tidak bisa meningkatkan produksi tanpa meningkatkan penggunaan air,” ujar Drewry. “Kita juga menemukan adanya perubahan pada struktur budi daya kedelai modern yang dapat membantu memperbaiki peningkatan produksi pangan.”
Langkah selanjutnya adalah mengambil tanaman dari rekaan komputer lalu diuji lapangan dengan menggunakan beragam manipulasi buatan,” ujar Professor Stephen Long dari Univeristy of Illinois, melalui percakapan Skype.
“Salah satu hal yang dapat diprediksi oleh tanaman rekaan komputer yaitu terlalu banyak daun, jadi kita memindahkan daun-daunan ke daerah yang lebih rendah ketika tanaman ini tumbuh,” kata Long. “Kita juga memodifikasi sudut daun agar dapat memantulkan sinar seperti prediksi tanaman rekaan.”
Kalau tanaman berhasil tumbuh seperti yang diprediksikan, para ilmuwan akan mencari kedelai dengan ciri spesifik dan dikawinkan dengan kedelai super rekaan komputer. Long mengatakan pentingnya mencari solusi pangan sebelum krisis pangan global terjadi, bahkan jika kedelai super berhasil diciptakan, masih dibutuhkan 20 tahun sebelum kita bisa menanamnya.
PBB memprediksi produksi pangan harus meningkat sebanyak 70 persen guna memenuhi kebutuhan populasi dunia yang semakin kaya dan tinggal di perkotaan. Presiden Yayasan Penghargaan Pangan Dunia yang juga pernah menjabat sebagai Duta Besar AS di Kamboja, Kenneth Quinn, menganggap hal ini sebagai tantangan terberat dalam catatan sejarah.
“Mulai sekarang hingga 2050, penduduk dunia akan melonjak hingga 2 milyar, lalu bagaimana kita bisa memproduksi pangan yang cukup untuk mereka?” tanya Quinn.
Sains adalah salah satu solusinya. Sebuah studi yang dipimpin oleh Darren Drewry dari NASA Jet Propulsion Laboratory, sedang berusaha mencari kedelai super. Model rekaan komputer dapat menciptakan satu tanaman yang lebih produktif dan mampu memantulkan cahaya balik ke angkasa untuk mengurangi efek pemanasan global, serta tidak mengkonsumsi banyak air.
Tanaman dengan kemampuan di atas akan sulit didapat, namun dengan menggunakan data dari tumbuhan kedelai, model rekaan komputer dapat merekonstruksi sifat tanaman melalui susunan daun, kepadatan daun, dan sudut daun menghadap ke matahari.
“Itulah hal terpenting yang kami temukan di sini, beberapa tujuan yang kami duga secara intuitif ternyata saling terkait, kita tidak bisa meningkatkan produksi tanpa meningkatkan penggunaan air,” ujar Drewry. “Kita juga menemukan adanya perubahan pada struktur budi daya kedelai modern yang dapat membantu memperbaiki peningkatan produksi pangan.”
Langkah selanjutnya adalah mengambil tanaman dari rekaan komputer lalu diuji lapangan dengan menggunakan beragam manipulasi buatan,” ujar Professor Stephen Long dari Univeristy of Illinois, melalui percakapan Skype.
“Salah satu hal yang dapat diprediksi oleh tanaman rekaan komputer yaitu terlalu banyak daun, jadi kita memindahkan daun-daunan ke daerah yang lebih rendah ketika tanaman ini tumbuh,” kata Long. “Kita juga memodifikasi sudut daun agar dapat memantulkan sinar seperti prediksi tanaman rekaan.”
Kalau tanaman berhasil tumbuh seperti yang diprediksikan, para ilmuwan akan mencari kedelai dengan ciri spesifik dan dikawinkan dengan kedelai super rekaan komputer. Long mengatakan pentingnya mencari solusi pangan sebelum krisis pangan global terjadi, bahkan jika kedelai super berhasil diciptakan, masih dibutuhkan 20 tahun sebelum kita bisa menanamnya.