Tautan-tautan Akses

AS Terbelah Soal Kode Khusus Toko Senjata dalam Transaksi Kartu Kredit


Pemilik toko senjata Tiffany Teasdale-Causer mengembalikan senapan semi-otomatis Ruger AR-15, di Lynnwood, Washington. (Foto: AP)
Pemilik toko senjata Tiffany Teasdale-Causer mengembalikan senapan semi-otomatis Ruger AR-15, di Lynnwood, Washington. (Foto: AP)

Haruskah transaksi di toko senjata dengan kartu kredit dilengkapi kode khusus untuk memudahkan penegak hukum melacak siapa pembelinya? Negara-negara bagian di Amerika Serikat berbeda pendapat dalam hal mewajibkan atau melarangnya.

Undang-undang baru California mewajibkan jaringan-jaringan kartu kredit menyediakan kode ritel khusus untuk transaksi senjata api mulai 1 Juli. Kode itu harus diserahkan ke bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya yang memfasilitasi transaksi senjata mematikan tersebut.

Entitas-entitas finansial ini kemudian memiliki waktu beberapa bulan untuk menentukan klien bisnis mana yang harus dikategorikan sebagai toko senjata dan memberi mereka kode khusus itu paling lambat tanggal 1 Mei.

Hudson Munoz, direktur eksekutif kelompok advokasi nirlaba Guns Down America, termasuk yang mendukung.

“Apa yang kami dukung melalui undang-undang ini adalah menutup salah satu celah yang menguntungkan industri senjata. Industri tersebut, selama ini, tidak diperlakukan seperti bisnis lainnya," ujarnya.

Senjata api dipajang di toko senjata di Salem, Oregon, 19 Februari 2021. (Foto: AP)
Senjata api dipajang di toko senjata di Salem, Oregon, 19 Februari 2021. (Foto: AP)

Maksud dari kode toko senjata, kata Munoz, adalah untuk menemukan pola yang mencurigakan, seperti seseorang yang memiliki sedikit riwayat pembelian senjata, tiba-tiba menghabiskan sejumlah besar uang di beberapa toko senjata dalam waktu singkat. Setelah diberitahu oleh bank, pihak berwenang kemudian dapat melakukan penyelidikan, sehingga berpotensi menggagalkan penembakan massal.

Langkah California ini diikuti oleh Colorado dan New York.

Georgia, Iowa, Tennessee, dan Wyoming mengambil sikap sebaliknya. Keempat negara bagian ini justru melarang penggunaan kode khusus toko senjata. Mereka bergabung dengan 13 negara bagian lain, yang sejauh ini telah melarang atau membatasi penggunaan kode khusus pengecer senjata. Di ke-17 negara bagian itu, dewan legislatifnya dipimpin Partai Republik.

Banyak anggota DPR Partai Republik dan pendukung hak kepemilikan senjata khawatir aturan kode khusus dapat menimbulkan kecurigaan yang tidak beralasan terhadap pembeli senjata yang tidak melakukan kesalahan apa pun.

Dan Eldridge, pemilik toko senjata Maxon Shooter’s Supplies, termasuk yang menentang pengadaan kode khusus.

“Ini adalah aktivitas yang normal, dilindungi, dan sah. Dan menjadikannya sebagai sesuatu yang bisa diidentifikasi untuk pelacakan benar-benar memberikan kesan yang sangat buruk tentang bagaimana kepemilikan senjata," katanya.

Lebih lanjut Eldridge mengatakan, peraturan baru ini juga dapat menyebabkan lebih banyak orang membeli senjata dengan uang tunai daripada dengan kartu kredit untuk melindungi privasi mereka.

“Itulah alasan kami menyediakan ATM di toko kami. Kami ingin memberi pelanggan kami kemampuan untuk menghindari data mereka ditambang, atau dilacak.” [ab/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG