Tautan-tautan Akses

ATF: 68.000 Senjata Api Diperdagangkan di AS Berasal dari Pengedar Tak Berizin 


Sejumlah senjata ilegal ditampilkan dalam sebuah acara penjualan di New York, pada 22 Mei 2021. (Foto: AP/Bebeto Matthews)
Sejumlah senjata ilegal ditampilkan dalam sebuah acara penjualan di New York, pada 22 Mei 2021. (Foto: AP/Bebeto Matthews)

Biro Alkohol, Senjata Api, Tembakau dan Bahan Peledak Amerika Serikat (ATF) melaporkan bahwa lebih dari 68.000 senjata api yang diperdagangkan secara ilegal di AS berasal dari pengedar yang tidak memiliki izin sehingga tidak diwajibkan melakukan pemeriksaan latar belakang selama lima tahun

Jumlah tersebut merepresentasikan 54% senjata api yang diperdagangkan secara ilegal di AS antara tahun 2017 hingga 2021.

Direktur ATF, Steve Dettelbach, mengatakan bahwa senjata-senjata itu digunakan dalam 368 kasus penembakan, yang lebih sulit untuk diselidiki karena penjual yang tidak berizin tidak diwajibkan menyimpan catatan penjualan mereka yang seharusnya dapat menjadi petunjuk agen federal untuk melacak senjata tersebut ke pembeli aslinya.

Laporan yang diperintahkan oleh Jaksa Agung Merrick Garland itu merupakan analisis mendalam pertama tentang investigasi perdagangan ilegal senjata api selama lebih dari 20 tahun terakhir. Laporan itu memeriksa lebih dari 9.700 investigasi tertutup ATF yang dilakukan antara tahun 2017 hingga 2021.

Perdagangan ilegal senjata api dikategorikan ketika senjata api dengan sengaja dipindahkan ke pasar ilegal untuk tujuan kriminal atau kepemilikan.

Bagian tertinggi kedua dari kasus yang diselidiki ATF ini adalah ‘pembelian jerami’, ketika seseorang membeli senjata api untuk orang yang tidak bisa mendapatkannya secara legal.

Laporan itu juga menyebut bahwa berdasarkan 60% hasil penyelidikan ATF yang berhasil melacak latar belakang, penerima senjata api yang diperdagangkan secara ilegal ini adalah orang-orang yang sebelumnya pernah dihukum pidana. Lebih lanjut, laporan itu menyatakan dalam sekitar 25% kasus perdagangan ilegal, senjata api itu kemudian digunakan untuk tindak kejahatan; termasuk lebih dari 260 pembunuhan dan 220 percobaan pembunuhan.

Pemerintahan Biden secara terpisah telah mengusulkan aturan yang akan mewajibkan ribuan penjual senjata api untukmendapat izin dan melakukan pemeriksaan latar belakang.

Departemen Kehakiman mengatakan bahwa aturan ini ditujukan bagi penjual yang berbisnis penjualan senjata api, namun usulan itu dengan cepat mendapat protes dari kelompok pembela hak kepemilikan senjata api. Menurut mereka, aturan ini dapat menjerat orang-orang biasa yang terkadang menjual senjata mereka sendiri.

Meski aturan itu belum final, diperkirakan akan ada sebanyak 24.500 hingga 328.000 penjual senjata api yang terdampak. Selama lima tahun, seperti yang tercatat dalam laporan itu, ATF hanya menyelidiki 3.400 penjual yang tidak memiliki izin. [ti/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG